Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Sudan dipecat setelah dia membuat komentar yang mengindikasikan kontak telah dibuat dengan Israel mengenai normalisasi hubungan.
Israel secara teknis tetap berperang dengan Sudan. Kantor berita resmi Sudan, SUNA melaporkan seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/8/2020), bahwa Menteri Luar Negeri Sudan Omar Qamareddin telah memecat Haider Badawi dari posisinya sebagai juru bicara dan kepala divisi media di kementerian tersebut.
Sebelumnya ketika ditanya oleh AFP, apakah ada kontak langsung antara Sudan dan Israel, atau apakah Sudan telah mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi itu atau menandatangani kesepakatan damai, Badawi menjawab, "Saya tidak dapat menyangkalnya".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badawi juga mengatakan kepada televisi Sky News Arabia bahwa "tidak ada alasan untuk berlanjutnya permusuhan antara Sudan dan Israel".
Namun Qamareddin mengatakan "masalah hubungan dengan Israel tidak pernah dibahas oleh pemerintah Sudan".
"Pernyataan yang dibuat oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan Haider Badawi telah mengejutkan kami karena dia tidak diberi mandat untuk mengomentari masalah ini," ujar Qamareddin dalam sebuah pernyataan.
Pekan lalu, Israel dan Uni Emirat Arab sepakat untuk menormalisasi hubungan, sebuah perubahan bersejarah yang membuat negara Teluk itu menjadi negara Arab ketiga yang setuju untuk menjalin hubungan diplomatik penuh dengan negara Yahudi itu. Pers Israel mengatakan Bahrain atau Oman tetapi Sudan juga bisa menjadi yang berikutnya.
Sebelumnya, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, yang memimpin dewan kedaulatan transisi Sudan, bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Februari lalu untuk pembicaraan, yang tampaknya menandakan diakhirinya boikot lama Sudan terhadap negeri Yahud itu.
Segera setelah pertemuan mereka, yang diadakan di Uganda, Netanyahu mengumumkan bahwa kedua pemimpin telah setuju untuk bekerja sama menuju normalisasi hubungan.