Peretas atau hacker China membobol 6000 akun email milik 10 lembaga pemerintah Taiwan. Otoritas Taiwan menduga kuat peretasan email itu sebagai upaya pencurian data.
"Kami tahu pasti bahwa 6.000 email ini telah dibobol. Kami masih menilai tingkat kerusakannya," kata wakil Direktur Kantor Investigasi Keamanan Siber Biro Investigasi Taiwan, Liu Chia-zung, kepada AFP, Kamis (20/8/2020).
"Kami mengumumkan hal ini (peretasan) ke publik karena kami ingin memperingatkan semua orang tentang ancaman ini," lanjut Liu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski masih dalam proses penyelidikan, Taiwan secara terang-terangan menuduh China sebagai aktor dibalik dari aksi peretasan tersebut. China dituduk menggencarkan serangan di dunia maya sejak Tsai Ing Wen terpilih menjadi presiden Taiwan. Tsai diketahui sebagai sosok yang tegas menolak Taiwan bersatu dengan China.
Menurut Liu, dua kelompok peretas terkenal dari China, Blacktech dan Taidoor, menargetkan departemen pemerintah dan penyedia layanan informasi Taiwan sejak tahun 2018.
Baru-baru ini, China memperingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak 'bermain api'. Pasalnya, Menteri Kesehatan Amerika Serikat Alex Azar baru saja menuntaskan kunjungannya ke Taiwan.
China terus meningkatkan ketegangan baik di bidang diplomati maupun ekonomi terhadap Taiwan. Sejumlah pesawat tempur China tampak mengudara beberapa kali di wilayah Taiwan.
(isa/isa)