Joe Biden kini resmi menjadi calon presiden Amerika Serikat usai diusung bahtera politiknya, Demokrat. Mantan Wapres AS itu siap untuk bertarung dengan Donald Trump dari partai Republik.
Seperti dilansir dari AFP, Rabu (19/8/2020) dalam pemungutan suara yang dilakukan secara online karena pandemi virus Corona, semua 50 negara bagian dan tujuh wilayah mengumumkan penghitungan suara mereka yang memperkuat peran Biden sebagai pembawa bendera partai.
"Terima kasih banyak, dari lubuk hati saya," kata Biden yang berseri-seri dalam video siaran langsung saat dia merayakan pencalonannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sangat berarti bagi saya dan keluarga saya," tambahnya. Dia mengingatkan audiens bahwa dia akan menyampaikan pidato penerimaan resmi pada hari Kamis (20/8) di akhir jambore empat hari.
Pencalonan tersebut merupakan formalitas karena Biden telah memenangkan mayoritas lebih dari 3.900 delegasi pada bulan Juni.
Ini dilakukan pada hari kedua Konvensi Nasional Demokrat yang sebagian besar bertujuan untuk merayakan kandidat partai dan menyambut kaum independen dan Partai Republik yang frustrasi ke dalam gerakan politik mereka untuk menggulingkan Trump dari Gedung Putih.
Proses tersebut mencakup serangkaian presentasi oleh para pemimpin partai di masa lalu dan masa depan yang mengeluarkan argumen mereka sendiri terhadap petahana Gedung Putih. Mereka mendesak para pemilih untuk berkumpul di sekitar Biden.
Barisan tersebut menampilkan presiden Jimmy Carter, yang menjabat satu masa jabatan dari 1977, dan panglima tertinggi tahun 1990-an Bill Clinton, yang memperingatkan bahwa Gedung Putih Trump sedang berputar-putar dengan kekacauan alih-alih kompetensi yang diperlukan untuk mengatasi krisis bangsa.
"Pada saat seperti ini, Oval Office seharusnya menjadi pusat komando. Sebaliknya, ini adalah pusat badai. Yang ada hanya kekacauan," kata Clinton.
Trump juga menghadapi rentetan kritik pada malam pembukaan itu, terutama dari mantan ibu negara Michelle Obama yang mengatakan Trump tidak memiliki karakter dan keterampilan sebagai presiden.
"Saya pikir itu adalah pidato yang sangat memecah-belah, sangat memecah belah," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih menanggapi kritik itu.
Dalam sambutannya yang direkam sebelumnya konvensi tersebut, Michelle Obama mendesak warga AS untuk mendukung Biden, mantan wakil presiden suaminya, dalam pemilihan presiden 3 November.
Gedung Putih Trump dirusak oleh "kekacauan, perpecahan, dan kurangnya empati," kata istri Barack Obama itu.
"Donald Trump adalah presiden yang salah untuk negara kita," tambahnya. "Dia jelas berada di atas kepalanya.