Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyatakan rakyat Palestina tidak khawatir soal kesepakatan normalisasi hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Abbas menyebut kesepakatan itu sebagai 'omong kosong'.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (19/8/2020), hal itu disampaikan Abbas dalam pernyataan publik pertama sejak perjanjian damai UEA dan Israel diumumkan pekan lalu. Dalam komentarnya, Abbas menuduh UEA mengabaikan rakyat Palestina yang hidup di bawah pendudukan di Tepi Barat dan Gaza yang diblokade Israel.
Namun Abbas menyatakan bahwa rakyat Palestina sama sekali tidak mengkhawatirkan perjanjian yang dicapai dengan dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak khawatir soal omong kosong yang terjadi di sini dan di sana dan terutama dalam beberapa hari terakhir, ketika perjanjian trilateral antara Emirate (UEA), Israel dan Amerika diumumkan," tegas Abbas dalam pernyataannya.
Pada Kamis (12/8) pekan lalu, UEA dan Israel sepakat menormalisasi hubungan diplomatik. Hal itu memicu kemarahan Palestina yang sejak lama mencari dukungan negara-negara Teluk dalam upaya mewujudkan terbentuknya negara Palestina.
"Mereka (UEA-red) telah berpaling dari semuanya: hak rakyat Palestina, negara Palestina, solusi dua negara dan kota suci Yerusalem," ucap Abbas dalam pertemuan faksi di Ramallah, Tepi Barat.
Abbas menuduh UEA berupaya mencari pembenaran dengan berargumen bahwa kesepakatan itu membantu menghentikan rencana Israel untuk mencaplok Tepi Barat.
Dalam kesepakatan itu, Israel memang sepakat untuk menangguhkan rencana pencaplokan Tepi Barat. Bahkan disepakati bahwa Israel harus mendapat persetujuan AS untuk merealisasi pencaplokan itu. AS sendiri menyatakan pihaknya tidak akan memberikan persetujuan untuk 'sementara waktu' agar bisa fokus pada pelaksanaan perjanjian itu.
(nvc/ita)