Perusahaan-perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel menandatangani perjanjian untuk bersama-sama mengembangkan penelitian dan kajian terkait virus Corona (COVID-19). Salah satu kerja sama kedua pihak fokus pada pengembangan alat tes Corona.
Seperti dilansir AFP, Senin (17/8/2020), kesepakatan bisnis antara UEA dan Israel ini diumumkan beberapa hari setelah keduanya mengungkapkan perjanjian damai yang mengejutkan. Dalam perjanjian damai yang dimediasi Amerika Serikat (AS) itu, UEA dan Israel sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik.
Langkah itu menjadi pergeseran historis yang menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan kantor berita UEA, WAM, menyebut bahwa Investasi Nasional APEX asal UEA dan TeraGroup asal Israel telah menandatangani 'perjanjian komersial strategis' pada Sabtu (15/8) waktu setempat, di Abu Dhabi.
"Kami senang atas kerja sama dengan TeraGroup ini, yang dianggap sebagai bisnis pertama yang meresmikan perdagangan, perekonomian dan kemitraan efektif antara sektor bisnis Emirat (UEA-red) dan Israel," sebut Direktur APEX, Khalifa Yousef Khouri.
APEX merupakan sebuah perusahaan investasi dengan fokus khusus pada sektor layanan kesehatan. Disebutkan Khouri bahwa perjanjian bisnis ini akan 'bermanfaat bagi umat manusia dengan memperkuat penelitian dan kajian soal virus Corona'.
Kedua perusahaan itu berharap bisa secara bersama-sama mengembangkan sebuah alat tes rapid untuk mendeteksi virus Corona lebih cepat dari sebelumnya.
"Kami sangat senang dengan perjanjian kami dengan Investasi Nasional APEX, dan berharap bahwa kami akan mencapai tujuan yang diuraikan dalam perjanjian ini, yang nantinya akan menguntungkan semua orang secara ekonomi," ucap Direktur TeraGroup, Oren Sadiv, kepada WAM.
(nvc/imk)