Turki mengutuk pernyataan calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Joe Biden yang mengkritik Presiden Recep Tayyip Erdogan. Pernyataan itu disampaikan Biden pada Desember 2019 lalu.
Dilansir AFP dan Reuters, Minggu (16/8/2020), pernyataan itu disampaikan Biden dalam sebuah wawancara yang difilmkan oleh New York Times. Namun, video pernyataan itu baru muncul pada Sabtu (15/8) kemarin dan menjadi viral.
Dalam video itu, Biden ditanya tentang sosok Erdogan. Biden pun menggambarkan Presiden Turki itu sebagai "otokrat" dan mengkritik kebijakannya terhadap Kurdi serta menganjurkan untuk mendukung oposisi Turki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa yang saya pikir harus kami lakukan adalah mengambil pendekatan yang sangat berbeda dengannya sekarang, memperjelas bahwa kami mendukung kepemimpinan oposisi," kata Biden.
"Dia harus membayar mahal," kata Biden pada saat itu. Biden menambahkan Washington harus memberi semangat kepada para pemimpin oposisi Turki 'untuk dapat menghadapi dan mengalahkan Erdogan. Bukan dengan kudeta, bukan dengan kudeta, tapi dengan proses pemilihan'.
Komentar tersebut sebelumnya tidak memancing banyak reaksi ketika dipublikasikan di New York Times pada bulan Januari 2020 lalu. Namun, video wawancara tersebut memicu tanggapan marah dari Turki.
Pernyataan Biden juga mempermalukan lawan-lawan Erdogan, yang secara teratur dituduh pemerintah Turki dibayar oleh kekuatan asing.
Beberapa pejabat dari partai oposisi utama CHP dengan cepat menjauhkan diri dari pernyataan Biden dan menyerukan 'penghormatan terhadap kedaulatan Turki'.
Beberapa kritikus Biden pun memperkirakan kemungkinan kemunduran dalam hubungan yang sudah sulit antara Ankara dan Washington jika dia berhasil mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada November.
Erdogan, yang dalam beberapa tahun terakhir telah bekerja untuk memupuk hubungan pribadi dengan Trump, sering mengecam pendahulunya, Barack Obama. Biden adalah Wakil Presiden Obama.
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak Biden.
Tonton video 'Drone Turki Tewaskan 2 Komandan Perbatasan Irak':
Untuk diketahui, hubungan antara Ankara dan Washington telah tegang selama masa jabatan kedua Obama. Terutama karena ketidaksepakatan tentang Suriah dan meningkatnya kritik internasional atas kebebasan dan hak di Turki.
Respons Turki
Pemerintah Turki kemudian merespons pernyataan Biden. Direktur Komunikasi Presiden Turki, Fahrettin Altun mengatakan komentar itu mencerminkan permainan dan pendekatan intervensionis terhadap Turki dan tidak konsisten dengan hubungan diplomatik saat ini.
"Tidak ada yang bisa menyerang keinginan bangsa dan demokrasi kita atau mempertanyakan legitimasi Presiden kita, yang dipilih dengan suara populer," kata Altun di Twitter, mencatat kudeta yang gagal di Turki pada 2016.
"Kami percaya bahwa pernyataan tidak pantas yang tidak memiliki tempat dalam diplomasi oleh calon presiden dari sekutu NATO kami, Amerika Serikat, juga tidak dapat diterima oleh pemerintahan saat ini," tambahnya.
Kecaman juga disampaikan Juru Bicara Erdogan, Ibrahim Kalin di Twitter. Kalin mengatakan pernyataan Biden didasari oleh arogansi.
"Analisis Turki oleh @JoeBiden didasarkan pada murni ketidaktahuan, arogansi, dan kemunafikan," kata Kalin.
"Hari-hari untuk memerintah Turki sudah berakhir. Tapi jika kamu masih berpikir kamu bisa mencoba, jadilah tamu kami. Kamu akan membayar harganya," imbuhnya.