Kuba melaporkan rekor penambahan kasus baru virus Corona pada Senin waktu setempat yaitu sebanyak 93 kasus baru positif Corona. Lonjakan kasus itu membuat pemerintah Kuba kembali melakukan pembatasan.
Dilansir AFP, Selasa (11//8/2020) laporan kasus harian itu mengalahkan rekor sebelumnya pada 1 Mei lalu sebanyak 74 kasus. Akibat lonjakan kasus itu, pemerintah Kuba kembali melakukan pembatasan yang secara bertahap sudah mulai dilonggarkan.
Kementerian Kesehatan Kuba mengatakan sebagian besar kasus berada di Ibu Kota Havana dan Provinsi tetangga, Artemisa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penutupan total pantai Havana, penutupan bat dan kolam renang. Penutupan taman rekreasi dan area konsentrasi untuk pekerja mandiri (informal). Restoran dan kafe hanya akan melayani take away," kata surat kabar resmi Granma.
Kuba telah mencatat lebih dari 3.000 kasus positif dengan 88 kasus meninggal. Hal itu disampaikan oleh kepala epidemiologi nasional Francisco Duran.
Peningkatan kasus juga berasal dari warga Kuba yang tiba dari luar negeri dengan penerbangan repatriasi, termasuk satu barus baru-baru ini dari Venezuela.
Kuba tidak begitu terpengaruh dibandingkan banyak negara di Amerika Latin. Presentasi kematian akibat COVID sekitar 2,9 persen dan kasus infeksi 3,1 orang per 100 ribu penduduk.
Namun demikian, pihak berwenang khawatir karena negara itu mulai membuka kembali secara bertahap setelah sempat melakukan lockdown. Kuba mencatat bahwa pada tanggal 20 Juli tak ada laporan kasus harian.
Di Havana, pemerintah telah menangguhkan transportasi umum dan memerintahkan jaga jarak.
Pembukaan kembali dilakukan secara bertahap dilakukan di sebagian besar negara yang tidak memiliki kasus baru.
"Kesehatan adalah yang utama. Meskipun menimbulkan dampak ekonomi untuk kembali melakukan lockdown," kata Duran.
Perbatasan negara tetap tertutup untuk penerbangan komersial sehingga berdampak pada perekonomian mengingat Kuba sangat bergantung pada pariwisata asing.