Palang Merah Internasional mengirimkan lebih dari 43 ribu relawan ke Korea Utara (Korut), termasuk ke kota industri Kaesong yang di-lockdown, untuk membantu negara itu memerangi virus Corona (COVID-19). Para relawan Palang Merah ini juga akan memberikan bantuan banjir kepada Korut.
Seperti dilansir Reuters, Senin (10/8/2020), pemimpin Korut Kim Jong-Un menetapkan masa darurat sejak bulan lalu dan memberlakukan lockdown terhadap wilayah Kaesong, yang terletak di dekat perbatasan antara Korut dan Korea Selatan (Korsel). Lockdown diterapkan setelah seorang pria yang diidentifikasi sebagai mantan pembelot, kembali masuk ke Korut secara ilegal dari wilayah Korsel. Pria itu dilaporkan menunjukkan gejala-gejala virus Corona.
Hujan deras dan banjir tidak hanya melanda wilayah Korsel, tapi juga Korut, dalam beberapa hari terakhir. Hal ini memicu kekhawatiran soal hasil panen dan pasokan makanan ke Korut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara Federasi Palang Merah dan Komunitas Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC), Antony Balmain, menyatakan bahwa para relawan membantu warga Korut di sedikitnya sembilan provinsi untuk menghindari virus Corona dan untuk melindungi diri mereka dari banjir juga tanah longsor.
"Ratusan rumah rusak dan sebagian besar sawah terendam akibat hujan deras dan sejumlah banjir bandang," sebut Balmain.
Di Kaesong, yang tidak hanya di bawah lockdown tapi juga dilanda banjir, para relawan IFRC menyalurkan bantuan untuk 2.100 keluarga yang terkena dampak parah. Bantuan itu berupa terpal, perlengkapan dapur, selimut, peralatan kebersihan dan kontainer air.
"Keluarga-keluarga mendapatkan dukungan pertolongan pertama psikologis dan aktivitas kewaspadaan menjaga kebersihan dan tetap menjaga kesehatan," imbuh Balmain.
Bulan lalu, IFRC memberikan bantuan berupa 10 ribu alat tes Corona beserta termometer infra merah, masker bedah, pakaian dan perlengkapan pelindung kepada Korut.
Sejauh ini, Korut belum mengonfirmasi satupun kasus Corona di wilayahnya. Namun negara ini memberlakukan langkah karantina ketat terhadap warganya. Otoritas Korsel dalam pernyataan terpisah menyebut tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pria yang masuk secara ilegal ke Korut, terinfeksi Corona.
(nvc/ita)