Eks Kapten Kaget Amonium Nitrat yang Dibawa Kapalnya Meledak di Lebanon

Eks Kapten Kaget Amonium Nitrat yang Dibawa Kapalnya Meledak di Lebanon

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 07 Agu 2020 09:56 WIB
Boris Prokoshev, a sea captain poses for a photo after his interview with the Associated Press outside Sochi, Russia, Thursday, Aug. 6, 2020. When Boris Prokoshev, a sea captain spending his retirement years in a southern Russia village, woke up and found an email saying a ship he once commanded had carried the ammonium nitrate that devastatingly exploded in Beirut, he was astonished. The 2,750 tons of ammonium nitrate that blew up in Beirut’s port on Tuesday wasn’t supposed to be in Lebanon at all. It was bound from the Black Sea for Mozambique, but made an unscheduled detour to Beirut and never left there. (AP Photo/Kirill Lemekh)
Boris Prokoshev (AP Photo/Kirill Lemekh)
Moskow -

Boris Prokoshev, eks kapten kapal MV Rhosus, mengaku sangat terkejut saat mengetahui bahwa muatan amonium nitrat yang dibawa kapal yang pernah dikomandoinya beberapa tahun lalu, meledak dengan hebat di pelabuhan Beirut, Lebanon.

Seperti dilansir Associated Press, Jumat (7/8/2020), Prokoshev (70) kini menghabiskan masa pensiunnya di sebuah desa di Verkhnee Buu, yang berjarak 1.300 kilometer sebelah selatan Moskow, Rusia. Dia menuturkan bahwa dirinya terbangun dan mendapati kiriman email yang mengabarkan bahwa muatan amonium nitrat yang dibawa MV Rhosus yang pernah dikomandoinya, meledak dengan dahsyat di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8) waktu setempat.

"Saya tidak tahu apa-apa," ucapnya kepada Associated Press pada Kamis (6/8) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Email yang mengabarkan ledakan dahsyat di Lebanon itu, sebut Prokoshev, berjudul MV Rhosus dan dikirimkan oleh seorang jurnalis. Prokoshev mengingat bahwa dirinya tidak pernah dibayar atas tugasnya memimpin misi pelayaran MV Rhosus, yang bertujuan ke Mozambik namun berakhir di Beirut karena masalah finansial.

"Saya membuka inbox dan melihat sebuah surat soal Rhosus; saya pikir mungkin mereka mengirimi saya uang, upah saya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut, Lebanon memicu kehancuran luar biasa, dengan sejauh ini menewaskan 135 orang dan melukai lebih dari 5 ribu orang. Otoritas Lebanon menyebut dugaan penyebab ledakan itu adalah 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di salah satu gudang pelabuhan.

Sejumlah besar amonium nitrat itu merupakan bekas muatan MV Rhosus, yang disita otoritas Lebanon sejak tahun 2014 lalu. Muatan itu sebenarnya tidak ditujukan ke Lebanon, karena MV Rhosus saat itu berlayar dari Batumi, Georgia menuju Beira, Mozambik.

Tonton video 'Anjing Pelacak Dikerahkan Mencari Korban Ledakan Beirut':

[Gambas:Video 20detik]



Namun kapal milik Rusia itu berlabuh ke Beirut karena menghadapi masalah finansial, dengan para awak tidak mendapat upah yang dijanjikan. MV Rhosus berlabuh di Beirut untuk mencari tambahan uang dengan membawa muatan tambahan, yang akhirnya tidak jadi dibawa karena terlalu berat. MV Rhosus ditahan oleh otoritas Lebanon setelah gagal membayar biaya pelabuhan dan sejak saat itu, kapal tersebut tidak pernah melanjutkan pelayarannya.

Diketahui bahwa pengusaha Rusia bernama Igor Grechushkin, yang kini menetap di Siprus, membeli kapal kargo MV Rhosus itu tahun 2012, dari seorang pengusaha Siprus bernama Charalambos Manoli. Juru bicara Kepolisian Sipurs, Christos Andreou, menuturkan bahwa Grechushkin telah diinterogasi atas permintaan kantor Interpol di Lebanon, namun dia belum ditahan terkait ledakan dahsyat itu.

Menurut Prokoshev, MV Rhosus tenggelam beberapa tahun setelah dirinya dan para awak meninggalkannya. Kapal itu memiliki lubang di bagian lambungnya dan para awak harus rutin memompa air keluar agar kapal bisa berlayar. Namun Manoli, pemilik MV Rhosus sebelum Greschuskin, mengklaim kapal itu masih berlabuh di Beirut dan hancur dalam ledakan pada Selasa (4/8) waktu setempat. Manoli bahkan menyebut dirinya melihat puing kapal dalam foto pelabuhan yang hancur.

Ledakan dahsyat itu memicu kemarahan publik terhadap pemerintah Lebanon, yang dianggap membiarkan material berbahaya disimpan bertahun-tahun. Prokoshev bersimpati dengan rakyat Lebanon.

"Sungguh buruk orang-orang meninggal; mereka tidak ada hubungannya dengan itu. Dan saya menyadari bahwa pemerintah Lebanon lah yang menyebabkan situasi ini," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads