Sedikitnya satu warga Prancis tewas dan 24 lainnya luka-luka akibat ledakan di Lebanon. Presiden Emmanuel Macron memutuskan terbang langsung ke Lebanon untuk melakukan kunjungan.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (6/8/2020), pesawat yang membawa Macron meninggalkan Paris menuju Beirut, Lebanon, pada Kamis (6/8) waktu setempat. Selama di Beirut, Macron akan bertemu dengan 'seluruh aktor politik' termasuk Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab.
Kunjungan Macron ini menjadi kunjungan pertama oleh seorang kepala negara asing ke Lebanon usai ledakan dahsyat mengguncang pada Selasa (4/8) waktu setempat dan menewaskan 137 orang serta melukai lebih 5 ribu orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan Istana Kepresidenan Prancis, Elysee Palace, bahwa Macron akan mendorong penggalangan bantuan darurat untuk Lebanon dan juga mendorong reformasi di negara bekas koloni Prancis tersebut.
"Bagi Presiden, ini persoalan menunjukkan bahwa Prancis ada -- itulah perannya -- dan bahwa dia percaya pada Lebanon," demikian sebut Elysee Palace.
"Kunjungan ini juga menjadi kesempatan untuk meletakkan fondasi bagi pakta rekonstruksi Lebanon, mengikat untuk semua, yang akan membatasi konflik, menawarkan bantuan segera dan membuka perspektif jangka panjang," imbuh pernyataan tersebut.
Sementara itu, otoritas Prancis mengumumkan bahwa seorang warga Prancis meninggal dunia akibat ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut. Sekitar 24 orang lainnya mengalami luka-luka, dengan tiga orang di antaranya dilaporkan mengalami luka serius.
Menteri Kebudayaan Prancis, Roselyne Bachelot, mengumumkan bahwa satu warga Prancis yang meninggal diidentifikasi sebagai Jean-Marc Bonfils yang berprofesi sebagai seorang arsitek.
Pada Rabu (5/8) waktu setempat, Prancis mengirimkan tiga pesawat ke Beirut. Pesawat itu membawa 55 petugas penyelamat (SAR), 25 ton pasokan medis dan sebuah klinik mobile.
(nvc/ita)