Ide Baru dari India Demi Tetap Sekolah Saat Pandemi Corona

Round-Up

Ide Baru dari India Demi Tetap Sekolah Saat Pandemi Corona

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 04 Agu 2020 21:04 WIB
Schoolchildren learn with the help of pre-recorded lessons in Dandwal village, Maharashtra. (Photo: AFP)
Foto: Anak-anak desa di India belajar dengan mematuhi aturan jaga jarak (AFP Photo)
New Delhi -

Corona tak menghalangi semangat belajar sekelompok anak sekolah di sebuah desa petani di India bagian barat. Demi tetap bersekolah, mereka menggunakan metode baru, yakni dengan mendengarkan suara dari pengeras suara atau loudspeaker.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (4/8/2020), anak-anak sekolah itu mendengarkan pelajaran yang direkam dan diperdengarkan menggunakan sebuah pengeras suara di area terbuka, dengan tetap mematuhi aturan social distancing, tanpa seorang guru. Metode ini telah dilakukan secara tersebar di enam desa yang ada di wilayah Maharashtra.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metode ini dicetuskan oleh seorang lembaga non-profit India, Yayasan Diganta Swaraj, yang telah mengerahkan kinerja pembangunan desa-desa di wilayah Maharashtra selama lebih dari satu dekade terakhir.

ADVERTISEMENT

Diharapkan metode ini akan menjangkau 1.000 siswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara formal, usai sekolah ditutup sejak empat bulan lalu akibat pandemi Corona.

Dalam metode sekolah dengan pengeras suara ini, para siswa menyanyikan lagu dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Beberapa dari mereka menyebut pengeras suara ini sebagai 'saudara speaker' atau 'saudari speaker'.

"Saya suka belajar dengan saudara speaker," ucap salah satu siswi bernama Jyoti yang berusia 11 tahun.

Pekan lalu, Reuters mengikuti kegiatan para relawan setempat saat membawa pengeras suara ke desa-desa di wilayah Maharashtra. Anak-anak tampak telah menunggu kedatangan pengeras suara itu di suatu lokasi terbuka yang telah ditetapkan.

Anak-anak duduk di atas tanah, dengan menempati titik-titik yang diberi tanda lingkaran yang mematuhi standar jarak aman satu sama lain.

"Kami bertanya-tanya apakah anak-anak dan orangtua mereka akan menerima pengeras suara sebagai guru mereka," ucap Kepala Yayasan Diganta Swaraj, Shraddha Shringarpure.

Namun respons terhadap program yang disebut 'Bolki Shaala' ini, menurut Shringarpure, cukup membesarkan hati. Pelajaran yang diajarkan dalam program ini mencakup sebagian kurikulum, juga kemampuan sosial dan bahasa Inggris. Program ini menjangkau anak-anak yang biasanya menjadi yang pertama di keluarge mereka untuk bersekolah.

"Anak-anak ini tidak punya panduan dari keluarga mereka, mereka sendirian," ucap Shringarpure.

Dengan banyak anak-anak di kota mampu mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara online, anak-anak di desa seperti di Dandwal dengan jaringan telekomunikasi buruk dan pasokan listrik tidak menentu, tidak bisa melakukan hal yang sama. Anak-anak di desa terpaksa tidak bersekolah selama berbulan-bulan.

Salah satu orangtua dari anak-anak ini, Sangeeta Yele, mengharapkan kehidupan yang lebih baik bagi anak mereka.

"Saat sekolah tutup, putra saya terbiasa berkeliaran di hutan," ucapnya. "Program 'Bolki Shaala' mencapai desa kami dan sekarang anak saya telah mulai belajar. Saya senang. Itu memberikan saya kebahagiaan karena anak saya bisa menyanyikan lagu-lagu dan membaca cerita," imbuh Yele.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads