Demo Protes Pembatasan Saat Pandemi Corona di Berlin, 45 Polisi Terluka

Demo Protes Pembatasan Saat Pandemi Corona di Berlin, 45 Polisi Terluka

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 03 Agu 2020 04:40 WIB
Protesters display a banner reading: We are loud because you are robbing us of our freedom during a demonstration against restrictions imposed by the government to curb the spread of the new coronavirus on August 2, 2020 in front of Berlins Brandenburg Gate amid the Covid-19 pandemic. - A demonstration of the same nature numbering over 20.000 protesters was broken up by police in Berlin on August 1, 2020, after demonstrators failed to respect social distancing measures. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)
Foto: Aksi Protes di Gerbang Brandenburg Berlin, Jerman (AFP/JOHN MACDOUGALL)
Berlin -

Puluhan ribu massa melakukan unjuk rasa di Berlin, Jerman sepanjang Sabtu dan Minggu waktu setempat. Sekitar 45 petugas kepolisian terluka saat mengamankan demonstrasi yang memprotes pembatasan saat pandemi Corona.

Dilansir AFP, Minggu (2/8/2020), sebanyak 133 orang ditangkap selama protes yang pada Sabtu (1/8) waktu setempat. Demo besar-besaran terhadap pembatasan juga kembali terjadi pada Minggu dengan jumlah massa yang lebih sedikit.

Penangkapan itu dilakukan atas pelanggaran termasuk mereka yang melakukan perlawanan terhadap polisi. Serta pelanggaran aksi damai dan penggunaan simbol-simbol inkonstitusional. Polisi mengatakan sebanyak 3 orang petugas kepolisian memerlukan perawatan di rumah sakit setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekitar 20.000 orang ikut dalam demonstrasi bertajuk 'hari kebebasan'. Mayoritas demonstran menggunakan masker dan mengikuti persyaratan menjaga jarak sekitar 1,5 meter.

Massa yang terdiri dari kelompok kiri dan kanan serta kelompok teori konspirasi berteriak "Kami adalah gelombang kedua" saat mereka berkumpul di Gerbang Branderburg, mereka menuntut "perlawanan" dan merujuk pandemi ini pada "teori konspirasi terbesar".

ADVERTISEMENT

Polisi mulai membubarkan kerumunan pada sore hari, tetapi ratusan pengunjuk rasa tetap bertahan di Gerbang Brandenburg hingga larut malam.

Polisi juga telah melakukan proses hukum terhadap demonstran yang tidak mengikuti protokol kesehatan.

Dalam demonstrasi anti-fasis terpisah di distrik Neukoelln selatan, pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah petugas kepolisian. Mereka juga melepaskan kembang api dan merusak dua kendaraan polisi dan kantor partai setempat.

Beberapa petugas terluka saat membubarkan kerumunan, termasuk tiga orang dirawat di rumah sakit setelah dipukul massa pada wajah dari pecahan kaca.

Penangkapan juga dilakukan pada demonstrasi yang tidak resmi dengan jumlah massa yang lebih kecil.

Sebanyak 1.100 petugas dikerahkan dalam aksi ini.

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di sebelah barat gerbang Branderburg pada hari Minggu. Mereka mengenakan masker dan menerapkan protokol jaga jarak.

Meskipun kasus Corona di Jerman relatif rendah, pihak berwenang prihatin dengan peningkatan kasus selama beberapa minggu terakhir. Pemerintah juga angkat bicara terkait demo tersebut.

"Ya, demonstrasi juga harus dimungkinkan pada saat virus Corona, tetapi tidak seperti ini," kata Menteri Kesehatan Jens Spahn.

"Jarak, protokol kesehatan dan masker berfungsi untuk melindungi kita semua. Jadi kita perlu mentaatinya satu sama lain," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads