Politikus terkemuka Malaysia, Anwar Ibrahim, kini menyadari dirinya telah ditipu oleh mantan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad saat Mahathir menjanjikan akan menyerahkan jabatan PM Malaysiaβkepadanya.
Seperti dilansir The Star, Senin (27/7/2020), pengakuan itu disampaikan Anwar, yang merupakan Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR), dalam wawancara eksklusif dengan Sin Chew Daily. Dituturkan Anwar bahwa sejak awal, dirinya mempercayai bahwa Mahathir Mohamad akan memenuhi janji untuk menyerahkan kepemimpinan setelah dua tahun menjabat.
"Kita tidak tahu sebelumnya, tapi sekarang kita tahu," ucap Anwar dalam wawancara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahathir diketahui terus mengganti tanggal penyerahan kepemimpinan, sebelum akhirnya menyatakan dirinya akan mengosongkan jabatan itu setelah pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Namun pada 24 Februari 2020 lalu, Mahathir mengundurkan diri tanpa memberitahu pimpinan koalisi Pakatan Harapan (PH). Hal ini memicu kolapsnya pemerintahan Pakatan Harapan dan membatalkan janji penyerahan kepemimpinan kepada Anwar.
Padahal sewaktu baru dilantik menjadi PM Malaysia dua tahun silam, Mahathir berjanji akan memberikan kursi PM Malaysia kepada Anwar Ibrahim.
Adapun istri Anwar yang juga Ketua Umum Parti Keadilan Rakyat (PKR), Wan Azizah, digadang-gadang bakal menjadi Wakil PM Malaysia.
Bahkan, saat itu, Mahathir langsung membebaskan Anwar Ibrahim yang masih mendekam di penjara atas dakwaan Sodomi.
Sebaliknya, Mahathir juga langsung membongkar skandal 1 MDB yang ikut menyeret nama mantan PM Najib Razak. "Saya tidak bisa bertahan sangat lama. Paling tidak, saya bisa bertahan selama dua tahun," kata Mahathir saat itu.
Anwar telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat Mahathir dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.
Anwar yang dua kali mendekam di penjara karena kasus sodomi, berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.
Terakhir, dia menerima grasi dari Raja Malaysia setelah kemenangan mengejutkan Pakatan pada pemilu Mei 2018. Grasi itu diajukan oleh Mahathir yang memutuskan berekonsiliasi dengan Anwar guna mengalahkan Najib Razak.
Koalisi Pakatan Harapan kemudian sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020, genap dua tahun setelah Mahathir berkuasa.
Namun janji tinggal janji. Pada Februari tahun ini, Mahathir mendadak memutuskan mundur dari jabatannya. Surat pengunduran diri telah ia serahkan ke Raja Malaysia pada 24 Februari lalu.
Tonton video 'Anwar Ibrahim: Mahathir Jangan Lewat 'Pintu Belakang':