Seorang warga negara Singapura mengaku bersalah karena menggunakan konsultasi politiknya di Amerika Serikat (AS) sebagai pengumpul informasi untuk intelijen China. Warga negara Singapura itu bernama Jun Wei Yeo yang bekerja untuk intelijen China.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (24/7/2020), Jun Wei Yeo, juga dikenal sebagai Dickson Yeo, mengajukan pembelaannya di pengadilan federal, di Washington, dengan tuduhan beroperasi secara ilegal sebagai agen asing.
Dalam pembelaannya, Yeo mengaku bekerja antara 2015 dan 2019 untuk intelijen China "untuk melihat dan menilai orang Amerika dengan akses ke informasi non-publik yang berharga, termasuk militer AS dan pegawai pemerintah dengan izin keamanan tingkat tinggi."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yeo disebut membayar sebagian dari orang-orang itu untuk menulis laporan yang seolah-olah untuk kliennya di Asia, tetapi malah dikirim ke pemerintah China.
Permohonan bersalah Yeo diumumkan beberapa hari setelah AS memerintahkan China untuk menutup konsulatnya di Houston, menandainya sebagai pusat kegiatan mata-mata dan operasi untuk mencuri teknologi dan kekayaan intelektual AS.
AS juga telah menangkap empat akademisi China dalam beberapa pekan terakhir, menuduh mereka berbohong menggunakan aplikasi visa tentang hubungan mereka dengan Tentara Pembebasan Rakyat.
Dalam "pernyataan fakta" yang diajukan ke pengadilan dan ditandatangani oleh Yeo, ia mengakui bahwa ia sepenuhnya sadar bahwa ia bekerja untuk intelijen China, bertemu agen puluhan kali dan diberikan perlakuan khusus ketika ia bepergian ke China.
Pembelaan itu dikeluarkan lima minggu setelah dakwaan Yeo ditutup, secara samar menuduhnya bertindak ilegal sebagai agen pemerintah asing.