Pemerintah Amerika Serikat (AS) sepakat untuk membayar nyaris US$ 2 miliar (Rp 29,3 triliun) untuk 100 juta dosis vaksin virus Corona (COVID-19) potensial. Vaksin yang akan dibeli AS itu dikembangkan oleh perusahaan Jerman, BioNTech dan raksasa farmasi AS, Pfizer.
Seperti dilansir AFP, Kamis (23/7/2020), di bawah kesepakatan dengan dua perusahaan tersebut, pemerintah AS menempatkan pesanan awal untuk 100 juta dosis vaksin Corona potensial yang akan diserahkan jika Otoritas Makanan dan Obat AS (FDA) memberikan izin.
Disebutkan BioNTech bahwa dalam kesepakatan itu, AS juga memiliki opsi untuk membeli sebanyak 500 juta dosis tambahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, BioNTech menyebut warga AS nantinya akan menerima vaksin Corona itu 'secara gratis' sesuai dengan 'komitmen akses bebas vaksin COVID-19' dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Berbagai laboratorium di dunia tengah berlomba memproduksi vaksin untuk membantu mengakhiri krisis kesehatan terburuk dalam seabad terakhir ini. Lebih dari 200 kandidat vaksin kini tengah dikembangkan, dengan puluhan di antaranya telah memasuki tahap uji klinis terhadap relawan manusia.
BioNTech dan Pfizer telah mengerucutkan kandidat vaksin mereka menjadi dua kandidat vaksin terdepan dan menunggu lampu hijau untuk memulai uji coba massal terhadap 30 ribu relawan yang sehat, yang mungkin dilakukan akhir bulan ini.
Metode pengembangan vaksin oleh BioNTech dan Pfizer bergantung pada penggunaan messenger RNA, kode genetik yang bisa masuk ke dalam sel manusia untuk memicu munculnya antibodi yang secara khusus disesuaikan dengan virus Corona. Menurut BioNTech, uji coba yang dilakukan sejauh ini menunjukkan bahwa pengobatan dengan kandidat vaksin ini memicu antibodi 'kuat' dan respons imun sel T terhadap virus Corona.
Secara terpisah, Menteri Kesehatan AS, Alex Azar, menyebut bahwa kesepakatan antara AS, Pfizer dan BioNTech ini 'meningkatkan peluang bahwa kita akan memiliki vaksin yang aman dan efektif sesegera mungkin pada akhir tahun ini'.
Pihak BioNTech dan Pfizer mengharapkan akan memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin pada akhir tahun 2020 dan memproduksi 'lebih dari 1,3 miliar dosis pada akhir tahun 2021'.
Tonton video 'Vaksin China Disebut Menjanjikan, Trump Siap Kerja Sama':