Kandidat calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, menyebut Presiden Donald Trump sebagai sosok rasis pertama yang menjadi Presiden AS. Pernyataan Biden ini dengan cepat dikecam oleh tim kampanye Trump.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/7/2020), komentar ini disampaikan Biden saat menjawab pertanyaan dalam forum meja bundar Service Employees International Union. Salah satu pekerja layanan kesehatan mengutarakan kekhawatiran soal Trump yang menyebut pandemi virus Corona (COVID-19) sebagai 'virus China'.
Biden merespons dengan mengatakan bahwa 'sungguh memuakkan' bagaimana Trump 'memperlakukan orang-orang berdasarkan warna kulit mereka, asal negara mereka, dari mana mereka berasal'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak pernah ada presiden yang aktif menjabat yang pernah melakukan ini. Tidak pernah, tidak pernah, tidak pernah. Tidak ada Presiden Republikan yang melakukan ini. Tidak juga Presiden Demokrat," tegasnya.
"Kita memiliki orang-orang rasis, dan mereka ada, dan mereka berupaya menjadi presiden terpilih. Dia (Trump-red) adalah yang pertama melakukan itu," cetus Biden.
Tonton video 'Capres AS Joe Biden Kutip Hadits Amar Ma'ruf Nahi Munkar':
Penasihat senior untuk tim kampanye Trump, Katrina Pierson, mengecam komentar Biden ini. Disebutkan Pierson bahwa komentar Biden itu merupakan 'penghinaan terhadap kecerdasan pemilih kulit hitam'.
Pierson menegaskan bahwa Trump 'mencintai semua orang' dan 'bekerja untuk memberdayakan seluruh warga Amerika'."
Perdebatan kubu Biden dan Trump semacam ini menandai eskalasi pilpres AS yang akan digelar 3 November mendatang. Biden sebelumnya mengkritik Trump yang dianggapnya memicu perpecahan ras.
Dia berulang kali mengatakan bahwa dirinya termotivasi untuk maju capres karena marah atas komentar Trump soal 'kedua pihak' sama-sama disalahkan atas kekerasan antara supremasi kulit putih dan demonstran yang mayoritas kulit hitam di Charlottesville, Virginia, tahun 2017 lalu.
Ras menjadi isu sentral dalam pilpres AS setelah kematian seorang pria kulit hitam bernama George Floyd di tangan polisi Minneapolis pada Mei lalu, memicu unjuk rasa besar-besaran memprotes ketidakadilan ras dan kebrutalan polisi di berbagai wilayah AS.