Didakwa Penipuan Visa, Peneliti China Sembunyi di Konsulat San Francisco

Didakwa Penipuan Visa, Peneliti China Sembunyi di Konsulat San Francisco

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 23 Jul 2020 13:34 WIB
Ilustrasi bendera China/ebcitizen.com
Ilustrasi (Internet/ebcitizen.com)
San Francisco -

Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (AS) atau FBI meyakini bahwa seorang peneliti China yang terjerat kasus penipuan telah bersembunyi di dalam Konsulat China di San Francisco selama sebulan ini. Peneliti China ini dituduh melakukan penipuan visa dengan menyembunyikan afiliasinya dengan militer China.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (23/7/2020), dokumen pengadilan distrik AS di San Francisco menyebutkan bahwa peneliti China bernama Juan Tang itu secara keliru mengklaim pada permohonan visanya bahwa dirinya tidak mengabdi pada militer China. Dia disebut bekerja di Universitas California di Davis, California.

Para penyidik menemukan foto-foto Tang dengan seragam militer China dan mendapati bahwa dia pernah bekerja sebagai peneliti di Universitas Medis Militer Angkatan Udara China.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

FBI menginterogasinya pada 20 Juni lalu. Usai diinterogasi, Tang pergi ke Konsulat China di San Francisco, yang masih ada di negara bagian California. FBI meyakini dia tinggal di sana hingga sekarang.

Tang telah didakwa atas penipuan visa pada 26 Juni, namun belum bisa ditangkap. Aparat penegak hukum AS tidak bisa masuk ke dalam kedutaan asing atau konsulat negara lain kecuali diundang. Diketahui bahwa para pejabat tinggi seperti Duta Besar memiliki kekebalan diplomatik.

ADVERTISEMENT

Belum ada komentar dari Konsulat China di San Francisco maupun dari Tang. Departemen Luar Negeri AS juga belum memberikan tanggapan atas laporan ini.

Informasi ini mencuat saat ketegangan antara AS dan China semakin memuncak, terutama setelah otoritas AS memerintahkan China untuk segera menutup Konsulatnya di Houston, Texas. Otoritas AS memberikan waktu 72 jam kepada China untuk segera menutup konsulatnya tersebut.

Alasan utama di balik perintah penutupan itu belum dijelaskan secara detail oleh otoritas AS. Namun dalam pernyataan terpisah, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS menuduh China 'telah bertahun-tahun terlibat dalam operasi mata-mata dan praktik mempengaruhi secara ilegal dan besar-besaran'. Disebutkan juga bahwa 'aktivitas-aktivitas itu meningkat secara nyata dalam skala maupun ruang lingkup dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, Associated Press melaporkan bahwa AS memerintahkan penutupan Konsulat China di Houston dalam 72 jam setelah agen-agen China dituduh berupaya mencuri data dari fasilitas-fasilitas di Texas, termasuk sistem medis Texas A&M dan Pusat Kanker MD Anderson pada Universitas Texas di Houston.

Terlepas dari berbagai spekulasi, perintah penutupan Konsulat China itu mencuat saat AS dan China bersitegang dalam banyak isu, mulai dari soal perang dagang, pandemi virus Corona (COVID-19), hingga soal Undang-undang (UU) Keamanan Nasional Hong Kong dan tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads