Tangis Kanye West di Kampanye Capres AS Berbuntut Panjang

Round-Up

Tangis Kanye West di Kampanye Capres AS Berbuntut Panjang

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 21 Jul 2020 21:00 WIB
People record on their phones as Kanye West makes his first presidential campaign appearance, Sunday, July 19, 2020 in North Charleston, S.C. Rapper Kanye West, in his first event since declaring himself a presidential candidate, delivered a lengthy monologue Sunday touching on topics from abortion and religion to international trade and licensing deals. Whether hes actually seeking the nations highest office remains a question. (Lauren Petracca Ipetracca/The Post And Courier via AP)
Foto: Rapper AS Kanye West (AP/Lauren Petracca Ipetracca)
Washington DC -

Tangisan rapper Amerika Serikat Kanye West ketika berpidato dalam kampanyenya berbuntut panjang. Keseriusan West untuk maju sebagai calon presiden AS dipertanyakan.

Sembari mengenakan jaket anti peluru bertuliskan "security," West memberikan pidato yang dramatis di mana ia mengklaim bahwa ia meminta istrinya, Kim Kardashian, untuk melakukan aborsi pada Minggu (19/7). Dia juga berbicara tentang pembangkang AS yang terkenal, Harriet Tubman yang ia sebut "tidak pernah benar-benar membebaskan para budak."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

West mengatakan pada acara itu di Charleston, South Carolina, bagaimana dia ingin istrinya melakukan aborsi saat mengandung North, putri tertua mereka. West kemudian mengungkapkan bahwa ayahnya juga dulu pernah menginginkan dirinya digugurkan sewaktu masih dalam kandungan ibunya.

ADVERTISEMENT

"Ayahku ingin menggugurkanku. Ibuku menyelamatkan hidupku. Tidak akan ada Kanye West karena ayahku terlalu sibuk," kata West sambil menangis.

"Aku hampir membunuh putriku! Aku hampir membunuh putriku!" ujarnya berteriak.

Selain itu selama pidatonya, dia juga berbicara soal Tubman. "Harriet Tubman tidak pernah benar-benar membebaskan para budak, dia hanya meminta para budak pergi bekerja untuk orang kulit putih lainnya," cetusnya.

Pidato West, yang potongan videonya menjadi viral di media sosial, memicu kebingungan, kemarahan, dan juga perhatian.

Seperti dilansir dari AFP, Selasa (21/7/2020) pidato juga membuat analis politik menggaruk-garuk kepala soal niat sesungguhnya dari musisi itu.

Bagi Jeffrey McCune, yang mengajar di Universitas Washington di St. Louis, sifat berantakan dari acara West ini adalah ciri khas dari bintang hip-hop.

"Semua hal yang berkaitan Kanye impulsif. Saya tidak pernah menjadi penggemar entri politik 'lempar-handuk'. Namun, ini adalah merek Kanye sepenuhnya," katanya kepada AFP.

Namun komentarnya yang menyebut "Harriet Tubman tidak pernah benar-benar membebaskan para budak, dia hanya membuat para budak bekerja untuk orang kulit putih lainnya," justru menjadi berita utama.

"West telah kehilangan akal sehatnya," tulis sejarawan Kate Clifford Larson, penulis buku 'Bound for the Promised Land: Harriet Tubman, Portrait of an American Hero'.

"HARRIET TUBMAN MEMBEBASkan orang yang diperbudak. Anda, Tuan West, brengsek dan tidak layak mengucapkan nama Tubman. Anda belum membebaskan siapa pun," tulis Larson.

Tubman dikenal karena membantu membebaskan puluhan orang kulit hitam dari perbudakan dengan menggunakan jaringan aktivis dan rumah-rumah penampungan yang dikenal sebagai Underground Railroad. Dia juga berjuang untuk Serikat dalam Perang Sipil.

West hampir tidak menawarkan rincian tentang kampanyenya, tetapi bintang hip-hop itu - yang terkenal mengenakan topi "Make America Great Again" - mengatakan dia tidak lagi mendukung Trump.

Sebuah laporan yang mulai beredar di media AS pekan lalu menyatakan bahwa West telah keluar dari kompetisi.

Dia melewatkan tenggat waktu di beberapa negara bagian untuk dicantumkan dalam pemungutan suara presiden, tetapi dia terdaftar pada pemungutan suara di Oklahoma. West perlu mengumpulkan 10.000 tanda tangan pada Senin (20/7) siang untuk tampil di surat suara Carolina Selatan.

Halaman 2 dari 2
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads