Jaksa Amerika Serikat (AS) menjeratkan dakwaan pidana terhadap pasangan suami-istri yang viral di internet karena menodongkan senjata api ke demonstran di luar rumah mereka di Missouri. Insiden yang terjadi saat marak unjuk rasa antirasisme dan kebrutalan polisi di AS itu terekam kamera dan menuai banyak kritikan publik.
Seperti dilansir AFP, Selasa (21/7/2020), dalam video viral, Mark McCloskey dan istrinya, Patricia McCloskey, yang sama-sama berprofesi sebagai pengacara tampak berdiri bertelanjang kaki di taman rumah mereka di St Louis, Missouri, pada 28 Juni lalu saat demonstran antirasisme menggelar long-march.
Aksi demonstran itu melewati ruas jalan privat yang ada di depan rumah Wali Kota St Louis. Rumah pasangan McCloskey diketahui ada di dekat rumah sang Wali Kota. Dalam rekaman video, tampak Mark McCloskey (63) memegang senapan serbu dan istrinya menodongkan sepucuk pistol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini kantor saya menjeratkan dakwaan terhadap Mark dan Patricia McCloskey menindaklanjuti insiden yang melibatkan demonstran damai dan tanpa senjata pada 28 Juni. Merupakan tindakan ilegal untuk menodongkan senjata dengan cara yang mengancam kepada orang-orang yang ikut aksi protes tanpa kekerasan," sebut jaksa St Louis, Kimberly Gardner, dalam pernyataannya.
Gardner menambahkan bahwa dirinya terbuka untuk membiarkan pasangan McCloskey mengikuti program pengalihan yang 'dirancang untuk mengurangi keterlibatan tidak perlu dengan pengadilan'.
"Kita harus melindungi hak untuk menggelar aksi protes secara damai, dan setiap upaya untuk meredakannya melalui intimidasi tidak akan ditoleransi," tegasnya.
Pekan lalu, Gubernur Missouri, Mike Parson, yang seorang Republikan menyatakan dirinya kemungkinan akan mengampuni pasangan McCloskey jika keduanya dijerat dakwaan pidana.
Sehari usai aksi protes digelar, Mark McCloskey menuturkan kepada televisi lokal bahwa dirinya dan keluarganya merasa 'ketakutan' ketika para demonstran tiba di depan rumahnya.
Presiden AS Donald Trump me-retweet video pasangan McCloskey via Twitter, namun tanpa memberikan komentar.
(nvc/ita)