Pemerintah Filipina mengerahkan polisi untuk memastikan bahwa orang yang positif virus Corona (COVID-19), yang tidak bisa isolasi mandiri di rumah, dipindah ke tempat karantina milik pemerintah. Kebijakan itu mendapat protes dari pegiat hak asasi manusia (HAM).
Dilansir dari AFP, Rabu (15/7/2020), langkah ini dilakukan saat pemerintah meningkatkan upaya untuk memperlambat penyebaran penyakit dengan meningkatkan pengujian, menerapkan kembali karantina wilayah, dan membangun puluhan pusat karantina untuk mengisolasi pasien dengan gejala ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada penolakan, polisi menemani petugas kesehatan ke rumah-rumah orang yang dites. Saat dinyatakan positif, maka mereka membawanya ke fasilitas pemerintah jika rumah mereka dianggap tidak memadai untuk isolasi mandiri.
"Kami lebih suka bahwa asimptomatik dan kasus-kasus ringan secara sukarela menyerah dan mengurung diri mereka di pusat-pusat isolasi," kata juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque.
Sebelumnya, pada Selasa (14/7). Menteri Dalam Negeri Eduardo Ano mengatakan polisi akan mencari orang yang terinveksi, dan mengancam hukuman penjara bagi siapa saja yang berusaha menyembunyikan gejala COVID-19. Penyataan itu mendapat perlawanan dari kalangan aktivis hak asasi manusia (HAM).
"Pencarian polisi dari rumah ke rumah telah menyebabkan ribuan pembunuhan mengerikan dalam perang obat bius palsu pemerintah," kata kelompok hak asasi setempat Karapatan, merujuk pada kampanye kontroversial Duterte melawan narkoba.
"Pencarian ini hanya akan mengintimidasi pasien dan keluarga mereka - dan apa yang akan dilakukan polisi ketika pasien menolak untuk ikut serta, menembak mati mereka?" ujarnya.
Pengacara Perhimpunan Rakyat Nasional mengatakan akan "menabur ketakutan di komunitas kami dan menginjak-injak hak-hak kami."
Untuk menangani meningkatnya jumlah kasus, pemerintah berencana untuk membangun 50 fasilitas karantina, Sekretaris Pekerjaan Umum Mark Villar telah mengumumkan Senin.
Filipina telah memiliki lebih dari 8.300 pusat karantina dengan lebih dari 73.000 tempat tidur. Namun, dari departemen kesehatan menyebut tingkat pemanfaatan rata-rata adalah 32 persen.
Filipina telah memberlakukan salah satu karantina wilayah terpanjang di dunia. Kemudian, memberlakukan beberapa pelonggaran dalam beberapa pekan terakhir, namun memicu lonjakan infeksi baru. Ada 57.545 kasus yang dikonfirmasi pada hari Selasa (14/7) di Filipina, dengan 1.603 kematian.