Tekad Erdogan Salat Jumat di Hagia Sophia Disambut Kecewa AS Hingga Rusia

ADVERTISEMENT

Round-Up

Tekad Erdogan Salat Jumat di Hagia Sophia Disambut Kecewa AS Hingga Rusia

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 15 Jul 2020 07:45 WIB
Pengadilan Turki menyetujui fungsi bangunan Hagia Sophia diubah dari museum menjadi masjid. Umat Islam di Turki dapat melangsungkan salat mulai 24 Juli 2020.
Foto: Getty Images

Kecaman keras juga datang dari Yunani yang menyebut keputusan tersebut sebagai 'provokasi terbuka bagi seluruh dunia beradab'. Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni mengatakan putusan pengadilan itu 'benar-benar menegaskan bahwa tidak ada keadilan independen' di Turki.

"Nasionalisme yang diperlihatkan oleh Presiden (Turki) (Recep Tayyip) Erdogan ... membawa negaranya mundur enam abad," ujar Mendoni.

Rusia juga turut menyesalkan keputusan Turki itu. Kekecewaan sebelumnya juga telah disampaikan gereja Ortodoks Rusia.

Dalam situs Kementerian Luar Negeri Rusia, juru bicara Maria Zakharova mengatakan Moskow "mencatat dengan menyesalkan" keputusan Turki mengenai situs Warisan Dunia UNESCO itu.

Komentar Zakharova muncul setelah Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Vershinin mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia memandang langkah itu sebagai "urusan dalam negeri Turki di mana kami dan orang lain tidak boleh ikut campur."

Rusia mengandalkan manajemen Hagia Sophia untuk "sepenuhnya mematuhi status situs UNESCO,".

"Kami mengharapkan keputusan apa pun tentang museum unik ini untuk memperhitungkan signifikansi uniknya bagi orang-orang beriman di seluruh dunia," ujarnya.

Uni Eropa juga ternyata memiliki pandangan yang berseberangan dengan Turki atas keputusan mengubah status Hagia Sophia. Para menteri luar negeri dari 27 negara anggota UE mengatakan bahwa mereka "mengutuk keputusan untuk mengubah monumen simbolik seperti Hagia Sophia," kata pejabat tinggi kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell.

"Keputusan ini pasti akan memicu ketidakpercayaan, mempromosikan perpecahan baru antara komunitas agama dan merusak upaya kita dalam dialog dan kerja sama," katanya setelah pertemuan tatap muka pertama para menteri luar negeri Uni Eropa dalam beberapa bulan di masa pandemi COVID-19.

Borrell menambahkan ada "dukungan luas untuk menyerukan pihak berwenang Turki untuk segera mempertimbangkan dan membalikkan keputusan ini."


(idn/idn)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT