Raja Yordania, Abdullah II mengatakan bahwa negaranya telah berhasil membuat wabah virus Corona (COVID-19) "terkendali". Dia mengatakan sudah waktunya untuk fokus memulai kembali kegiatan ekonomi.
Seperti dilansir dari AFP, Senin (13/7/2020) pernyataan itu disampaikan Raja Abdullah II dalam pertemuan dengan para tokoh Yordania.
"Kita telah berhasil menangani virus Corona, yang hari ini di bawah kendali di Yordania," katanya, Minggu (12/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi seperti setiap negara di dunia, kita telah mengalami kerugian ekonomi, dan waktunya telah tiba untuk fokus... pada situasi ekonomi," lanjutnya.
Kerajaan itu telah mencatat 1.179 kasus virus Corona termasuk 10 kematian. Yordania memberlakukan jam malam dengan memakai drone untuk mengendalikan penyebaran COVID-19. Namun, kebijakan ini dilonggarkan pada awal Juni.
Raja Abdullah mengatakan bahwa Yordania akan "keluar lebih kuat (dari krisis) dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan itu".
Otoritas kesehatan hampir setiap hari melaporkan kasus baru Corona di antara warga Yordania dan orang asing yang memasuki negara itu.
Mereka juga menjaga jarak sosial, masker wajib dipakai di sebagian besar tempat umum. Selain itu, pelancong yang baru datang diwajibkan untuk memakai gelang elektronik untuk memastikan bahwa mereka mematuhi aturan karantina.
Sebelum pandemi Corona melanda, Yordania menerima lima juta wisatawan dalam setahun, termasuk di tempat-tempat terkenal seperti Petra dan Wadi Rum, menghasilkan US$ 5 miliar tahun lalu.
Tetapi sektor vital, yang mempekerjakan sekitar 100.000 orang itu, telah terpukul oleh pandemi dan lockdown Corona.
Raja Abdullah mengakui dampak krisis itu tetapi mengatakan keputusan apa pun untuk membuka kembali ekonomi perlu "diteliti dengan cermat".
Bulan lalu, kerajaan itu menyatakan akan mulai menerima kedatangan warga asing di rumah sakit swastanya, setelah berbulan-bulan ditangguhkan karena pandemi. Sekitar seperempat juta orang datang ke Yordania tiap tahun untuk perawatan medis, sebelum pandemi terjadi.
Sementara itu, pengangguran di Yordania tercatat mencapai 19,3 persen selama kuartal pertama 2020.