Seorang pria yang bekerja di kantor pers Kanselir Jerman Angela Merkel diduga telah bekerja menjadi mata-mata untuk Mesir. Dia diduga bekerja untuk sebuah dinas intelijen Mesir.
Seperti dilansir AFP, Jumat (10/7/2020) sebuah laporan tentang perlindungan konstitusi mengatakan polisi melakukan "langkah-langkah eksekutif" terhadap pria itu pada Desember 2019, setelah ia diketahui telah "bekerja selama bertahun-tahun untuk sebuah dinas intelijen Mesir".
Investigasi sedang berlangsung. Harian Bild menulis bahwa pria itu bekerja untuk layanan pengunjung kantor pers pemerintah federal (BPA) Jerman, yang dipimpin oleh juru bicara Merkel Steffen Seibert.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia adalah karyawan tingkat menengah, yang berarti dia akan menyelesaikan ujian dan setidaknya dua tahun untuk pelatihan kejuruan.
Tempat layanan pengunjung digeledah sebagai bagian dari penyelidikan. Seorang juru bicara BPA mengatakan kepada AFP bahwa mereka tidak akan mengomentari investigasi yang sedang berlangsung atau masalah personil.
Tugas utama agen dinas rahasia Mesir di Jerman termasuk mengumpulkan informasi tentang anggota kelompok seperti Ikhwanul Muslimin.
Mereka juga tertarik pada anggota komunitas Kristen Koptik dan merekrut warga negara Mesir sebagai mata-mata.
"Ada indikasi bahwa dinas intelijen Mesir berusaha merekrut orang Mesir yang tinggal di Jerman untuk tujuan intelijen melalui kunjungan mereka ke misi diplomatik Mesir di Jerman dan perjalanan mereka ke Mesir," lanjut laporan itu.
Setelah pemberontakan rakyat yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak pada 2011, Mesir telah diperintah oleh militer sejak 1952.
Tentara sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Mesir, dengan mantan petinggi saat ini menjabat sebagai menteri dan kepala gubernur.
Presiden Abdel Fattah Al-Sisi yang saat itu memimpin tentara untuk menggulingkan presiden terpilih Mohamed Morsi pada tahun 2013, setelah protes massa terhadap pemerintahan pemimpin Islam itu.