Bentrokan antara tentara India dengan tentara China masih menyisakan duka bagi keluarga korban. Keluarga pun mengungkap cerita horor dari insiden bentrokan di kawasan perbatasan itu.
Mulanya, dalam bentrokan berdarah antara tentara India dan China di Lembah Galwan, Himalaya bagian barat, yang menjadi perbatasan kedua negara itu, dilaporkan ada puluhan tentara India yang terlibat bentrokan. Mereka tidak membawa senjata dan kalah jumlah dari tentara China di lokasi bentrokan.
Seperti dilansir Reuters, Senin (6/7/2020), informasi tersebut disampaikan oleh sumber-sumber pemerintah India, dua tentara India yang dikerahkan ke area bentrokan dan keluarga dari para tentara yang tewas dalam bentrokan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya 20 tentara India tewas dalam bentrokan berdarah di Lembah Galwan pada 15 Juni lalu. Seluruh tentara yang tewas tergabung dari Resimen Bihar ke-16 yang dikerahkan ke wilayah Galwan.
Tidak ada tembakan senjata api yang dilepaskan dalam bentrokan itu, karena adanya larangan penggunaan senjata api di area perbatasan. Bentrokan ini tercatat sebagai konflik yang paling mematikan antara India dan China sejak tahun 1967, saat sengketa perbatasan mencuat.
Reuters berbicara dengan kerabat dari 13 tentara yang tewas dalam bentrokan itu. Lima tentara di antaranya diketahui memiliki sertifikat kematian yang menyebutkan luka-luka mengerikan yang diderita akibat bentrokan malam hari selama 6 jam di area perbukitan curam dan terpencil setinggi 4.267 meter itu.
Sertifikat kematian yang dilihat Reuters mengungkap horor bentrokan ini. Di sana tertulis bahwa tiga tentara di antaranya mengalami 'pecah pembuluh nadi di leher' dan dua tentara mengalami cedera kepala yang disebabkan oleh 'benda tajam atau runcing'. Lima sertifikat kematian itu menyebut ada bekas luka yang jelas di leher dan kening.
"Mereka bertarung dengan apa saja yang bisa mereka dapatkan -- stik logam, tongkat, dan bahkan dengan tangan kosong," ujar seorang pejabat pemerintahan New Delhi yang enggan disebut namanya.
Seorang ayah dari tentara yang tewas menuturkan bahwa salah satu tentara India digorok lehernya dengan paku logam di tengah kegelapan. Sang ayah ini mengaku mendapat informasi itu dari sesama tentara yang ada di lokasi.
Beberapa tentara India lainnya dilaporkan tewas usai terjatuh ke dalam Sungai Galwan yang dingin. Menurut pejabat pemerintahan di New Delhi, beberapa jenazah tentara India dievakuasi dari Sungai Galwan keesokan paginya. Beberapa dari mereka dilaporkan tewas akibat hipotermia.
Pemerintah India sebelumnya menyebut bahwa Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), tentara China, bertindak secara terencana. Namun tidak ada informasi detail yang disampaikan ke publik soal bentrokan tersebut.
Reuters telah menghubungi rumah sakit militer di wilayah Ladakh, India, yang menjadi tempat jenazah tentara yang tewas dibawa. Pihak rumah sakit menolak berkomentar soal penyebab kematian dan menegaskan jenazah-jenazah itu telah diserahkan kepada keluarga masing-masing dengan sertifikat kematian mereka.
Reuters juga berbicara kepada dua tentara di Resimen Bihar yang dikerahkan ke lokasi bentrokan. Dua tentara ini tidak terlibat bentrokan, namun mengawal jenazah koleganya yang tewas. Dua tentara ini tidak bisa disebut identitasnya karena ada aturan yang melarang mereka bicara soal urusan militer. Kementerian Pertahanan India belum juga memberikan komentar kepada Reuters soal bentrokan yang terjadi 15 Juni lalu.
Namun beberapa pejabat pemerintah India yang enggan disebut namanya, menuturkan kepada Reuters bahwa konflik berawal saat komandan resimen Bihar memimpin pasukan kecil untuk melakukan patroli demi memeriksa apakah China memenuhi janji untuk menarik diri dari lokasi sengketa dan membongkar struktur yang dibangun China di lokasi itu. Tapi tiba-tiba tentara India diserang tentara China dengan tongkat besar dan tingkat pemukul dari kayu yang dipasangi paku.
Salah satu kerabat tentara yang mendampingi komandan pasukan, Kolonel Santosh Babu, ke lokasi pembangunan dua tenda oleh tentara China, menuturkan bahwa tentara-tentara India melakukan patroli tanpa senjata. Mereka berhadapan dengan tentara China yang berjaga di sana dan terjadinya adu argumen.
Babu tewas dalam bentrokan itu. Salah satu tentara yang juga dikerahkan ke lokasi menuturkan kepada Reuters bahwa patroli tentara India itu kalah jumlah dari PLA. "Pihak China membuat orang-orang kali kewalahan karena jumlah yang sangat banyak," tutur tentara yang enggan disebut namanya itu, berdasarkan informasi dari pesan radio yang dia dengar soal pengerahan tentara tambahan ke Ladakh.
Keterangan juru bicara Kementerian Luar Negeri China balik menyalahkan India atas bentrokan itu. Disebutkan bahwa tentara India melanggar batas perbatasan de facto dan memprovokasi tentara China. "Saat pejabat dan tentara China pergi ke sana untuk berunding, mereka tiba-tiba dan secara kasar diserang oleh tentara India. Benar dan salah dalam insiden ini sangat jelas. Tanggung jawab jelas tidak ada pada pihak China," tegas juru bicara itu.