Ragam Kecaman Menyusul Latihan Militer China di Laut China Selatan

Round-Up

Ragam Kecaman Menyusul Latihan Militer China di Laut China Selatan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 04 Jul 2020 05:00 WIB
Ilustrasi peta-peta di Laut China Selatan. (Hobe/Holger Behr/Wikimedia Commons)
Foto: Ilustrasi peta-peta di Laut China Selatan. (Hobe/Holger Behr/Wikimedia Commons)
Jakarta -

China bermanuver di sekitar Laut China Selatan dengan menggelar latihan militer. Beragam kecaman pun mengarah ke China.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon prihatin dengan aktivitas latihan militer China di sekitar kepulauan Laut China Selatan yang disengketakan itu. Pentagon menyebut manuver itu akan "semakin membuat tidak stabil".

Seperti dilansir dari AFP, Jumat (3/7/2020) Pentagon mengatakan China melakukan kegiatan latihan militer di sekitar Kepulauan Paracel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Departemen Pertahanan prihatin dengan keputusan Republik Rakyat China (RRC) untuk melakukan latihan militer di sekitar Kepulauan Paracel di Laut Cina Selatan pada 1-5 Juli," kata Pentagon dalam pernyataannya, Kamis (2/7).

Menurut Pentagon, kegiatan itu "semakin membuat situasi tidak stabil" di wilayah yang diklaim oleh China, Vietnam dan Taiwan.

ADVERTISEMENT

Latihan semacam itu juga melanggar "komitmen China berdasarkan Deklarasi 2002 tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan untuk menghindari kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas."

Deklarasi--yang ditandatangani oleh negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN)--mengatakan bahwa semua pihak akan "menghindari kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas."

Pentagon menambahkan, latihan itu "adalah yang terbaru dari serangkaian" aksi China "untuk menegaskan klaim maritim yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut China Selatan."

Pentagon pun mendesak "semua pihak untuk menahan diri dan tidak melakukan kegiatan militer yang dapat memperparah perselisihan" di wilayah itu, dan mengatakan akan terus memantau kegiatan militer China.

Kecaman dan kritikan juga dilontarkan Filipina dan Vietnam terhadap latihan militer yang digelar China di Laut China Selatan itu. Kedua negara tersebut memperingatkan China bahwa tindakannya bisa memicu ketegangan di kawasan dan berdampak pada hubungannya dengan negara-negara tetangganya.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (3/7/2020), menurut pengumuman Otoritas Keselamatan Maritim Hainan, China menjadwalkan latihan militer selama lima hari mulai Rabu (1/7) waktu setempat, di dekat Kepulauan Paracel. Vietnam secara khusus diketahui memiliki klaim tumpang-tindih dengan China atas Kepulauan Paracel.

Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, menyebut latihan militer yang digelar China di perairan dekat Kepulauan Paracel itu 'sangat provokatif'. Meski Filipina tak mengklaim Kepulauan Paracel, latihan militer China di luar wilayah perairannya itu tidak bisa diterima.

"Itu sangat mengkhawatirkan, kami melihatnya dengan kekhawatiran," ucap Lorenzana dalam pernyataannya. "Melakukan itu di area-area yang menjadi sengketa kemudian itu akan, Anda tahu, memicu kekhawatiran bagi seluruh penggugat," imbuhnya.

"Itu sangat provokatif," tegas Lorenzana.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Vietnam menyebut latihan militer di Laut China Selatan itu sebagai pelanggaran kedaulatan yang bisa merusak hubungan China dengan negara-negara Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Vietnam, Le Thi Thu Hang, menyatakan pihaknya telah mengirimkan nota diplomatik kepada China untuk memprotes latihan militer itu. "Itu secara serius melanggar kedaulatan Vietnam," tegas Le.

"Latihan itu semakin memperumit situasi dan merusak hubungan antara China dan ASEAN," sebutnya.

Pada April lalu, Vietnam melaporkan bahwa satu kapal nelayannya ditenggelamkan oleh kapal pengintai maritim China. Otoritas China menyebut klaim maritim Vietnam ilegal dan 'ditakdirkan untuk gagal'.

Filipina dan Vietnam selama ini sangat vokal terhadap apa yang mereka lihat sebagai upaya China yang melewati batas dalam mengklaim Laut China Selatan dan mengabaikan batasan yang diatur dalam hukum maritim internasional. China mengklaim yurisdiksi historis atas 80 persen dari wilayah perairan Laut China Selatan

Kedua negara memperingatkan soal meningkatnya rasa tidak aman di kawasan Asia Tenggara dalam pertemuan ASEAN yang digelar secara online, pekan lalu. China dikhawatirkan memanfaatkan pandemi virus Corona (COVID-19) untuk meningkatkan aktivitas Angkatan Laut dan memperkuat klaim wilayah di perairan sengketa.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads