Vietnam memperingatkan bahwa pandemi virus Corona (COVID-19) bisa memicu bencana ekonomi. Disebutkan bahwa pandemi Corona telah menyapu bersih pencapaian ekonomi selama bertahun-tahun.
Hal ini disampaikan Perdana Menteri (PM) Vietnam, Nguyen Xuan Phuc dalam pertemuan puncak atau KTT online para pemimpin negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) pada Jumat (26/6) waktu setempat. Vietnam kini bertindak sebagai pemimpin Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Seperti dilansir AFP, Jumat (26/6/2020), pertemuan ini juga didominasi kekhawatiran atas langkah-langkah China di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pemimpin ASEAN, Vietnam ingin memanfaatkan pertemuan ini untuk membahas pakta perdagangan yang didukung China. Namun KTT itu juga fokus pada pembahasan biaya yang ditimbulkan oleh virus Corona, yang merusak ekonomi pariwisata dan negara-negara yang bergantung pada ekspor seperti Thailand dan Vietnam.
"Itu (pandemi Corona) telah menyapu kesuksesan beberapa tahun terakhir... mengancam nyawa jutaan orang," ujar PM Nguyen Xuan Phuc, dalam pidato pembukaan KTT ASEAN.
Dia menekankan 'konsekuensi serius' dari pandemi Corona atas pembangunan ekonomi di negara-negara anggota ASEAN.
Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jock Hoi, mengonfirmasi prospek suram itu. Dia memperingatkan bahwa perekonomian kawasan Asia Tenggara diperkirakan baru akan bergejolak untuk pertama kali dalam 22 tahun.
Thailand tengah menghadapi kabar buruk, dengan bank sentral meramalkan perekonomian menyusut ke angka 8,1 persen. Vietnam sendiri, yang dipuji karena sukses mengatasi virus Corona, diperkirakan akan melihat PDB-nya terpotong dua persen tahun ini.
Diharapkan pertemuan ini akan melihat kemajuan dalam kesepakatan perdagangan, yang dikenal sebagai Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership, yang didorong oleh China. Kesepakatan ini terhambat oleh penolakan India untuk bergabung.
Selain soal pandemi Corona, ada juga kekhawatiran bahwa pandemi ini memberikan kedok bagi aksi baru China di Laut China Selatan yang menjadi sengketa beberapa negara. Dalam draf yang dilihat AFP, para pemimpin ASEAN menekankan kekhawatiran soal 'reklamasi, pembangunan terbaru dan insiden serius' di Laut China Selatan.
(nvc/ita)