Trump Minta Bantuan, China Pilih Lipat Tangan

Round-Up

Trump Minta Bantuan, China Pilih Lipat Tangan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 20 Jun 2020 12:27 WIB
Hubungan Presiden AS Donald Trump-Presiden China Xi Jinping memanas. Keretakan hubungan diplomasi itu karena Trump kecewa dengan China terkait virus Corona.
Foto: Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping (Getty Images)
Washington DC -

Donald Trump disebut meminta bantuan China agar bisa memenangkan Pilpres AS pada November 2020 mendatang. Namun, China memilih melipat tangan untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri AS.

Mulanya, hubungan China dan AS sempat memanas. Pada bulan Mei, Trump mengancam akan menarik diri dari kesepakatan dagang dengan China. Ada kesepakatan dagang parsial yang ditandatangani Januari lalu, yang menandai gencatan senjata dalam perang dagang kedua negara.

Para pejabat AS tengah mencari cara untuk menghukum China dan meminta kompensasi atas segala kerugian yang disebabkan pandemi Corona. Pada Selasa (12/5/2020) lalu, para Senator Republikan mengajukan legislasi yang akan memberikan wewenang kepada Trump untuk menjatuhkan sanksi terhadap China, jika negara itu tidak memberikan pertanggungjawaban penuh terkait pandemi Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Jelang akhir pekan ini, muncul kabar terbaru soal ketegangan AS-China. Trump menyatakan dirinya tidak ingin bicara dengan Presiden China, Xi Jinping. Trump memperingatkan bahwa dirinya bisa saja memutus hubungan AS dengan China terkait cara penanganan pandemi virus Corona (COVID-19).

"Saya memiliki hubungan sangat baik (dengan Xi), tapi saya -- saat ini saya tidak ingin bicara dengannya," ucap Trump merujuk pada Presiden Xi dalam wawancara dengan media AS, Fox Business, dilansir AFP, Jumat (15/4).

Namun, hal berbeda justru diungkap oleh John Bolton dalam buku yang berjudul 'The Room Where It Happened', yang akan dirilis 23 Juni mendatang. Kutipannya dirilis terlebih dulu oleh media terkemuka AS, New York Times. Disebutkan dalam kutipan buku itu bahwa upaya Trump minta bantuan ke Presiden Xi disampaikan dalam pertemuan pada Juni tahun lalu.

"(Trump) Dengan menakjubkan mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS, menyinggung kemampuan ekonomi China untuk mempengaruhi kampanye yang berlangsung, memohon kepada Xi untuk memastikan dia akan menang," demikian bunyi kutipan buku Bolton itu.

Dalam kutipan buku itu, Bolton juga menyebut bahwa Trump ingin China membeli produk-produk pertanian dari para petani AS.

Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Trump mengecam Bolton dengan menyebutnya 'pembohong'. Kemudian dalam wawancara dengan Fox News, Trump menyebut Bolton telah melanggar hukum dengan memasukkan materi yang sangat rahasia ke dalam bukunya. Pemerintahan Trump diketahui berusaha mencegah buku itu agar tidak terbit. Menurut Departemen Kehakiman, buku itu memuat 'informasi rahasia', namun Bolton menepisnya.

Otoritas China pun menanggapi laporan yang menyebut Trump meminta bantuan Presiden Xi Jinping untuk memenangkan Pilpres November 2020.

Seperti dilansir media nasional China Global Television Network (CGTN), Jumat (19/6/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, memberikan tanggapan atas laporan tersebut dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Kamis (18/6) waktu setempat.

Ditegaskan oleh Zhao bahwa otoritas China tidak punya niat untuk mencampuri pilpres AS.

"China telah menegakkan prinsip non-intervensi dalam urusan internal negara-negara lain," ucap Zhao dalam pernyataannya.

"Kami tidak punya niat dan tidak akan mencampuri urusan internal AS dan pemilihan presiden," tegasnya.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads