China secara resmi mendakwa dua warga Kanada atas kasus mata-mata (spionase). Dakwaan ini keluar setelah lebih dari 18 bulan mereka ditangkap seiring pertikaian antara China dan Kanada.
Seperti dilansir dari AFP, Jumat (19/6/2020) keduanya ditahan tak lama setelah bos Huawei, Meng Wanzhou ditangkap di Kanada atas surat perintah penangkapan AS, dalam apa yang secara luas diyakini sebagai langkah pembalasan dari China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejaksaan Agung Rakyat China mengatakan pada hari Jumat (19/6) ini, pihaknya telah memulai penuntutan terhadap mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor, yang "diduga melakukan kegiatan spionase" dan "membocorkan rahasia negara".
Langkah ini dilakukan hanya beberapa minggu setelah keputusan penting dalam kasus Meng, di mana seorang hakim Kanada memutuskan bahwa proses untuk mengekstradisi dia ke Amerika Serikat akan dilanjutkan.
AS ingin Meng diekstradisi untuk menghadapi persidangan atas dakwaan terkait dugaan pelanggaran pembuat peralatan telekomunikasi China terhadap sanksi AS ke Iran.
Hubungan diplomatik antara Kanada dan China telah mencapai titik terendah akibat penangkapan tersebut. Hal ini juga merusak hubungan dagang antara kedua negara.
Tonton juga video 'Pendeta Kanada Didakwa Melanggar Aturan Berkumpul di Myanmar':
Kedutaan Besar China di Ibu Kota Kanada, Ottawa menuduh AS berusaha "menjatuhkan Huawei". China juga telah memblokir ekspor pertanian Kanada senilai miliaran dolar.
Penangkapan Kovrig dan Spavor sembilan hari setelah Meng ditahan, secara luas dinyatakan sebagai pembalasan.
Sementara putri tertua pendiri Huawei, Ren Zhengfei telah bebas dengan jaminan dan tinggal di sebuah rumah mewah di Vancouver, Kanada. Sedangkan kedua warga Kanada itu tetap berada dalam sistem penahanan China.
Kunjungan konsuler bulanan untuk Kovrig dan Spavor telah ditangguhkan sejak wabah virus Corona dimulai di China. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada April lalu.
Kementerian Luar Negeri China bersikeras bahwa keduanya dalam keadaan sehat dan fasilitas penahanan mereka berada "di daerah yang tidak terlalu terpengaruh oleh COVID-19"
Pengacara hak asasi manusia China, Li Fangping mengatakan kepada AFP bahwa persidangan mereka kemungkinan akan dilakukan secara rahasia, dengan seorang pengacara resmi ditunjuk.
(rdp/ita)