PBB Tuai Kritik Usai Coret Arab Saudi dari Daftar Hitam dalam Konflik Yaman

PBB Tuai Kritik Usai Coret Arab Saudi dari Daftar Hitam dalam Konflik Yaman

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 17 Jun 2020 10:20 WIB
Perang berkepanjangan di Yaman memicu korban termasuk anak-anak. Terjangkit berbagai penyakit dan kelaparan, kondisi anak-anak hanya tinggal kulit dan tulang.
Foto: Anak-anak Yaman yang menjadi korban perang Yaman (REUTERS/Khaled Abdullah)
New York -

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencoret pasukan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman dari daftar hitam tindakan yang membahayakan anak. Sikap PBB ini pun menuai kritik dari kelompok-kelompok HAM.

Seperti dilansir dari BBC, Selasa (16/6/2020) PBB menemukan 222 anak tewas atau terluka tahun lalu oleh pasukan koalisi pimpinan Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman dalam perangnya dengan gerakan pemberontak Houthi.

Sekretaris Jenderal PBB AntΓ³nio Guterres mengatakan hal itu mewakili "penurunan yang signifikan dan berkelanjutan" dalam jatuhnya korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Namun, Human Rights Watch menuduh PBB mengabaikan bukti pelanggaran berat. Konflik lima tahun telah menghancurkan Yaman, dilaporkan menewaskan lebih dari 100.000 orang, dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Laporan Sekretaris Jenderal PBB kepada Dewan Keamanan mengenai anak-anak dan konflik bersenjata menyebutkan ada 4.042 pelanggaran berat terhadap 2.159 anak-anak di Yaman telah diverifikasi tahun lalu.

Secara total, setidaknya 395 anak tewas dan 1.447 anak cacat.

Dari jumlah itu, sebanyak 313 anak-anak yang tewas atau terluka dikaitkan ke Houthi, 222 orang dikaitkan ke koalisi yang dipimpin Saudi, 96 ke pasukan bersenjata Yaman yang didukung koalisi, 51 untuk milisi yang menentang Houthi, lima ke al-Qaeda di Semenanjung Arab, dan dua ke kelompok Negara Islam (ISIS).

Tonton juga video '100 Orang Tewas dalam Serangan Udara Koalisi Arab':

Mereka juga bertanggung jawab atas perekrutan anak-anak, penahanan, penculikan, kekerasan seksual, dan serangan terhadap sekolah dan rumah sakit.

Terlepas dari dugaan pelanggaran tersebut, Guterres mengatakan koalisi yang dipimpin Saudi akan dihapus dari daftar global negara dan pihak non-negara yang gagal menerapkan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak.

Dia mengutip "penurunan berkelanjutan dan signifikan dalam pembunuhan dan cacat akibat serangan udara" dan penerapan nota kesepahaman yang menyerukan program kegiatan untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan dan perlindungan.

Namun Guterres menambahkan program itu akan dipantau selama 12 bulan dan bahwa "kegagalan apa pun dalam hal ini akan mengakibatkan pengulangan pelanggaran yang sama".


Sebelumnya, serangan udara terbaru di Provinsi Saada, Yaman, menewaskan 13 orang. Korban tewas itu termasuk di antaranya anak-anak.

Dilansir AFP, 13 warga sipil itu tewas pada Senin (15/6) waktu setempat. 4 dari 13 korban tewas tersebut yakni anak-anak.

"Kami ngeri mengetahui kematian 13 warga sipil, termasuk empat anak, hari ini di Yaman," kata direktur Save the Children, Xavier Joubert kepada AFP.

Halaman 2 dari 2
(rdp/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads