Mirip Kasus George Floyd, Tewasnya Manuel Ellis di AS Diselidiki Kembali

Mirip Kasus George Floyd, Tewasnya Manuel Ellis di AS Diselidiki Kembali

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 10:41 WIB
An armed French policeman secures the scene at the raid zone in Saint-Denis, near Paris, France, November 18, 2015 to catch fugitives from Friday nights deadly attacks in the French capital. REUTERS/Benoit Tessier
Ilustrasi (REUTERS/Benoit Tessier)
Washington -

Penyelidikan baru akan dilakukan terhadap kematian seorang pria kulit hitam saat hendak ditahan polisi di negara bagian Washington, Amerika Serikat (AS). Pria ini dilaporkan sempat memohon dan mengatakan dia tidak bisa bernapas sebelum tewas di tangan polisi yang menangkapnya.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/6/2020), keputusan untuk melakukan penyelidikan baru ini diumumkan oleh Gubernur Washington, Jay Inslee, dalam pernyataannya.

"Saya meyakini bahwa Sheriff Pierce County tidak seharusnya menyelesaikan penyelidikan kematian Manuel Ellis dan jaksa distrik setempat tidak seharusnya mengkaji penyelidikan dan mengambil keputusan untuk mendakwa," sebut Gubernur Inslee.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai gantinya, harus ada penyelidikan baru dan keputusan untuk mendakwa yang independen dari penegak hukum Pierce County," imbuhnya.

Keputusan melakukan penyelidikan baru ini disampaikan setelah rekaman CCTV menunjukkan Ellis berteriak saat ditahan polisi pada 3 Maret lalu. CCTV itu didapat dari sebuah kamera keamanan di salah satu rumah warga di perempatan yang menjadi lokasi penahanan. Seorang pejalan kaki juga merekam video momen penahanan Ellis itu.

ADVERTISEMENT

Video berdurasi 9 menit yang dirilis pengacara yang mewakili keluarga Ellis menunjukkan pria berusia 33 tahun itu berteriak saat diborgol.

"Apa yang kita ketahui dari video itu adalah bukan hanya Manny Ellis mengatakan, 'Saya tidak bisa bernapas'. Apa yang kita ketahui adalah dia mengatakan, 'Saya tidak bisa bernapas, pak. Saya tidak bernapas, pak. Saya tidak bernapas, pak'," tutur pengacara keluarga Ellis, James Bible, dalam konferensi pers.

"Tanda jelas bahwa ini bukan hanya perjuangan untuk bernapas, tapi sebuah upaya untuk tetap menghormati di saat-saat terakhir hidup Anda. Sebuah tanda bahwa dia bukanlah orang yang agresif seperti diklaim oleh penegak hukum," imbuhnya.

Tonton juga video 'Di Tengah Pandemi, Trump Akan Kampanye ke 4 Negara Bagian':

Menurut catatan pemeriksa medis, Ellis dinyatakan meninggal akibat gangguan pernapasan karena hipoksia dan pengekangan fisik. Disebutkan juga bahwa methamphetamine dalam sistem tubuh dan penyakit jantung mungkin turut menjadi faktor yang berkontribusi pada kematiannya.

Keputusan Gubernur Inslee untuk memerintahkan penyelidikan baru terhadap kematian Ellis ini terjadi saat AS marak dilanda unjuk rasa memprotes kebrutalan polisi dan rasialisme sistemis yang dipicu kematian seorang pria kulit bernama George Floyd saat ditangkap polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.

Disebutkan Gubernur Inslee bahwa dirinya telah melakukan konsultasi dengan Jaksa Agung setempat, Bob Ferguson, sebelum mengambil keputusan ini. Empat polisi yang terlibat dalam penahanan Ellis telah ditempatkan dalam cuti administratif.

Para polisi itu mengatakan mereka berupaya menahan Ellis setelah dia diduga 'berupaya membuka pintu mobil yang ada penumpangnya'. Disebutkan para polisi bahwa sempat terjadi perkelahian dan Elilis harus ditahan. Dia meninggal seketika di lokasi penahanan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads