Hasil autopsi mengungkap bahwa George Floyd ternyata terjangkit virus Corona tanpa gejala sejak awal April. Hasil autopsi ini dirilis oleh para pemeriksa medis Kota Hennepin pada hari Rabu (3/6/2020).
Seperti dilansir dari New York Times, Kamis (4/6/2020) Andrew M. Baker, kepala pemeriksa medis di Hennepin, mengatakan bahwa Departemen Kesehatan Minnesota telah menyeka (swab) cairan hidung Floyd setelah kematiannya.
George Floyd telah dites dan dinyatakan positif Corona. Namun, kemungkinan itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Kamis (4/6/2020):
- Marah dan Terkejut, Eks Kepala Pentagon Tuduh Trump Coba Memecah Belah AS
Mantan Kepala Pentagon Jim Mattis mengkritik keras gaya kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam menangani gelombang demonstrasi George Floyd. Dia menuduh Trump mencoba memecah belah negeri Paman Sam itu.
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (4/6/2020), Mattis turut memberikan dukungan terhadap aksi demonstrasi anti-rasisme usai kematian George Floyd. Diketahui Mattis mengundurkan diri sebagai kepala Pentagon pada Desember 2018 atas perintah Trump untuk penarikan pasukan penuh dari Suriah.
"Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba menyatukan orang-orang Amerika - bahkan tidak berpura-pura mencoba," tulis Mattis dalam pernyataannya yang diunggah oleh situs The Atlantic.
- PM Inggris Kutuk Pembunuhan George Floyd, Kirim Pesan Ini untuk Trump
Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengutuk pembunuhan George Floyd, warga kulit hitam Amerika Serikat yang tewas setelah lehernya ditekan dengan lutut polisi yang menangkapnya.
Johnson juga menyampaikan pesan untuk Presiden AS Donald Trump bahwa kekerasan rasis tidak punya tempat di masyarakat.
"Kita berduka untuk George Floyd dan saya terkejut dan muak melihat apa yang terjadi padanya," ujar Johnson seperti dilansir kantor berita Associated Press, Kamis (4/6/2020).
"Dan pesan saya untuk Presiden Trump, untuk semua orang di Amerika Serikat, dari Inggris, adalah bahwa saya pikir rasisme atau ras, menurut pendapat saya yang saya yakin juga sama dengan pendapat sebagian besar orang di seluruh dunia -- rasisme, kekerasan rasis, tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," tegas pemimpin Inggris itu.
Simak video 'Demo Kematian George Floyd di Inggris Berujung Ricuh':
- Dakwaan Polisi AS yang Bunuh George Floyd Dinaikkan, 3 Polisi Lain Ditangkap
Dakwaan yang dijeratkan pada Derek Chauvin, mantan polisi Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS), yang menewaskan pria kulit hitam bernama George Floyd, dinaikkan menjadi pembunuhan tingkat dua. Tiga polisi lainnya yang ada di lokasi kejadian juga didakwa membantu dan bersekongkol atas pembunuhan.
Seperti dilansir AFP, Kamis (4/6/2020), kematian Floyd (46) pada 25 Mei lalu memicu unjuk rasa besar-besaran di berbagai negara bagian AS atas rasialisme sistemis dan kebrutalan polisi. Floyd tewas setelah leher dan punggungnya ditekan lutut beberapa polisi saat dia ditangkap atas tuduhan menggunakan uang palsu di sebuah toko.
Salah satu terdakwa dalam kasus ini, Derek Chauvin, ditangkap dan dijerat dakwaan pidana terlebih dulu karena dia menekan lututnya ke leher Floyd selama beberapa menit hingga dia tidak bisa bernapas. Chauvin awalnya didakwa atas pembunuhan tingkat ketiga, yang mendekati tindak pembunuhan tidak disengaja (manslaughter).
- Hasil Autopsi Ungkap George Floyd Terinfeksi Corona Sejak April
Hasil autopsi mengungkap bahwa George Floyd terjangkit virus Corona tanpa gejala sejak awal April. Hasil autopsi ini dirilis oleh para pemeriksa medis Kota Hennepin pada hari Rabu (3/6/2020).
Seperti dilansir dari New York Times, Kamis (4/6/2020) Andrew M. Baker, kepala pemeriksa medis di Hennepin, mengatakan bahwa Departemen Kesehatan Minnesota telah menyeka (swab) cairan hidung Floyd setelah kematiannya.
George Floyd telah dites dan dinyatakan positif Corona. Namun, kemungkinan itu adalah hasil positif yang bertahan lama dari infeksi sebelumnya.
- 10 Ribu Orang Ditangkap dalam Demo George Floyd di Berbagai Penjuru AS
Lebih dari 10 ribu orang ditangkap dalam unjuk rasa yang digelar di berbagai wilayah Amerika Serikat (AS), untuk mengecam rasialisme dan kebrutalan polisi setelah kematian pria kulit hitam bernama George Floyd.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (4/6/2020), jumlah orang yang ditangkap bertambah ratusan orang setiap harinya. Angka tersebut didasarkan atas penghitungan Associated Press terhadap berbagai penangkapan yang dilakukan otoritas AS di berbagai wilayah saat demo memprotes kematian Floyd.
Disebutkan Associated Press dalam laporannya bahwa sebagian besar penangkapan terkait dengan pelanggaran hukum ringan, seperti pelanggaran jam malam dan enggan membubarkan diri saat unjuk rasa melewati batas waktu. Ratusan orang lainnya ditangkap terkait tindak perampokan dan penjarahan.
Demonstran di AS terus turun ke jalan dan berhadapan dengan polisi antihuru-hara yang bersenjata lengkap. Demonstran juga kerap melanggar jam malam yang diberlakukan di berbagai wilayah. Diketahui bahwa jam malam memberikan wewenang kepada penegak hukum untuk menangkap siapa saja yang melanggarnya.