Mantan Kepala Pentagon Jim Mattis mengkritik keras gaya kepemimpinan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam menangani gelombang demonstrasi George Floyd. Dia menuduh Trump mencoba memecah belah negeri Paman Sam itu.
Seperti dilansir dari AFP, Kamis (4/6/2020), Mattis turut memberikan dukungan terhadap aksi demonstrasi anti-rasisme usai kematian George Floyd. Diketahui Mattis mengundurkan diri sebagai kepala Pentagon pada Desember 2018 atas perintah Trump untuk penarikan pasukan penuh dari Suriah.
"Donald Trump adalah presiden pertama dalam hidup saya yang tidak mencoba menyatukan orang-orang Amerika - bahkan tidak berpura-pura mencoba," tulis Mattis dalam pernyataannya yang diunggah oleh situs The Atlantic.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alih-alih, dia mencoba memecah belah kita," lanjut pensiunan jenderal Marinir ini. "Kita menyaksikan konsekuensi tiga tahun tanpa kepemimpinan yang matang."
Mattis mengaku "marah dan terkejut" usai menyaksikan peristiwa pekan lalu, saat Trump mengancam akan mengerahkan pasukan militer untuk menangani warga AS yang terlibat demonstrasi yang berujung kerusuhan di beberapa kota.
Kemarahan warga itu tersulut oleh pembunuhan George Floyd pada 25 Mei lalu. Floyd adalah seorang pria kulit hitam yang mati lemas usai diinjak dengan lutut seorang polisi kulit putih. Detik-detik kematian Floyd ini pun terekam dalam sebuah video.
Sebagian besar demonstrasi berlangsung damai, tetapi beberapa di antaranya telah berubah menjadi aksi kerusuhan dan penjarahan saat malam tiba.
Tonton video 'Penembakan Terjadi di AS, Tak Terkait Demo George Floyd':
Mattis menulis bahwa seruan demonstran untuk keadilan yang sama adalah "permintaan yang sehat dan menyatukan."
Dia mengecam keputusan untuk menggunakan kekuatan militer untuk membersihkan pengunjuk rasa damai dari dekat Gedung Putih pada hari Senin (1/6) lalu. Hal itu disebutnya sebagai "penyalahgunaan otoritas eksekutif."
"Saya tidak pernah bermimpi bahwa pasukan yang mengambil sumpah yang sama akan diperintahkan dalam keadaan apa pun untuk melanggar hak-hak Konstitusional sesama warga negara mereka - apalagi untuk memberikan foto aneh untuk komandan terpilih, dengan kepemimpinan militer berdiri di sampingnya." tutur Mattis.
Trump membantah kritikan Mattis lewat cuitannya di Twitter. Dia mengulangi klaimnya bahwa ia "pada dasarnya" memecat kepala Pentagon.
"Mungkin satu-satunya kesamaan antara Barack Obama dan saya adalah bahwa kami berdua mendapat kehormatan memecat Jim Mattis, Jenderal yang paling dibesar-besarkan di dunia," tulis Trump.
Mattis sempat menjabat kepala Komando Pusat AS, namun Obama memecatnya pada 2013 karena pandangannya yang suka berperang terhadap Iran.
Selama berbulan-bulan setelah Mattis mengundurkan diri, ia menolak untuk mengkritik Trump di depan umum. Soalnya, dia bersikeras bahwa militer harus tetap apolitis.