Pemimpin Hong Kong Kecam Standar Ganda AS atas Aksi Demo George Floyd

Pemimpin Hong Kong Kecam Standar Ganda AS atas Aksi Demo George Floyd

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Selasa, 02 Jun 2020 11:40 WIB
China: Pemimpin Hong Kong Carrie Lam sebut negara lain tak punya hak ikut campur RUU Keamanan Nasional
Foto: Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam (BBC World)
Hong Kong -

Pemimpin Hong Kong menuduh Amerika Serikat (AS) melakukan standar ganda dalam merespons aksi demonstrasi terkait kematian George Floyd. Padahal, selama ini, AS kritis terhadap aksi demonstrasi di Hong Kong.

Seperti dilansir AFP, Selasa (2/6/2020) Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan respons AS terhadap aksi protes keadilan rasial atas kematian George Floyd mengandung standar ganda. Padahal selama ini AS sangat kritis akan aksi demonstrasi di Hong Kong.

"Kita telah melihat paling jelas dalam beberapa pekan terakhir standar ganda yang ada," kata Lam, yang terpilih sebagai pemimpin Hong Kong oleh komite pro-Beijing itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

"Anda tahu ada kerusuhan di Amerika Serikat dan kita melihat bagaimana pemerintah setempat bereaksi. Dan kemudian di Hong Kong, ketika kami mengalami kerusuhan serupa, kita melihat posisi apa yang mereka adopsi saat itu," ungkapnya.

Simak video 'Parlemen China Loloskan RUU Keamanan Hong Kong':

Baik pejabat China dan Hong Kong telah memanfaatkan kerusuhan yang melanda AS sebagai propaganda mereka untuk membenarkan tindakan kekerasan mereka sendiri terhadap protes pro-demokrasi dan undang-undang keamanan nasional.

Pekan lalu, parlemen China menyetujui rancangan undang-undang yang akan menghukum pemisahan diri, subversi kekuasaan negara, terorisme dan tindakan yang membahayakan keamanan nasional - serta memungkinkan lembaga keamanan China beroperasi secara terbuka di Hong Kong.

Beijing mengatakan undang-undang anti-subversi - yang akan memotong legislatif Hong Kong - diperlukan untuk mengatasi "terorisme" dan "separatisme".

Pemrotes khawatir UU itu akan membawa penindasan politik gaya China ke pusat bisnis Hong Kong, yang seharusnya menjamin kebebasan dan otonomi selama 50 tahun, setelah penyerahan Hong Kong pada 1997 dari Inggris ke China.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads