Salha Mesbe, yang merupakan pasien virus Corona (COVID-19) ke-15 di Singapura, dinyatakan sembuh dan bebas dari virus tersebut sebelum meninggal dunia. Wanita berusia 58 tahun ini mengalami pembengkakan di otak.
Seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (5/5/2020), Mesbe dinyatakan positif virus Corona pada 26 Maret lalu setelah bepergian ke Turki bersama suaminya. Putri sulungnya, Siti Noraisah Ali, menuturkan bahwa ibundanya dinyatakan bebas dari virus Corona sekitar seminggu sebelum meninggal dunia pada 30 April.
"Mama dikonfirmasi bebas dari COVID-19. Namun sayangnya, tubuhnya tidak mampu bertahan lebih lama. Kami diberitahu bahwa kondisi mama memburuk, efek dari virus telah mencapai otak dan harapannya tipis," ucap Noraisah (37) kepada Berita Mediacorp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami dan dua anak laki-laki Mesbe juga terinfeksi virus Corona dan dirawat di rumah sakit. Ketiganya berhasil sembuh terlebih dulu dan telah dipulangkan dari rumah sakit, tapi Mesbe masih harus menjalani perawatan di Unit Perawatan Intensif (ICU) karena mengalami beberapa komplikasi.
Noraisah menyebut bahwa ibundanya tidak punya riwayat penyakit lainnya, namun kondisi paru-parunya lemah dan tekanan darahnya rendah sehingga harus dirawat di ICU. Virus Corona disebut telah menyebar ke organ tubuh lainnya seperti ginjal dan jantung.
"Dokter menyebut mama merupakan salah satu pasien paling kritis," tutur Noraisah.
Wanita yang Pingsan di Pinggir Jalan di Polman Dievakuasi Petugas Ber-APD:
Keluarga sempat penuh harapan saat Mesbe dinyatakan sembuh dari Corona. Namun sehari kemudian, mereka menerima kabar mengejutkan dari dokter. "Pada malam terakhir itu, dokter memeriksa mata mama. Mama tidak merespons cahaya, jadi dokter melakukan CT scan dan menemukan pembengkakan di otaknya," ucap Noraisah.
"Keesokan paginya, dokter mengonfirmasi dia mati otak dan dia bergantung pada sistem pendukung kehidupan. Kami harus mengambil keputusan untuk tetap lanjut atau membiarkannya pergi," imbuhnya.
Karena Mesbe dinyatakan bebas virus Corona sebelum meninggal, maka keluarganya diperbolehkan membawa pulang jenazahnya dan memakamkannya dengan layak. Noraisah menuturkan bahwa ibundanya banyak disukai dan sangat aktif di masjid juga komisi warga setempat.
"Semuanya terdampak oleh kepergiannya. Dia sosok yang ceria yang peduli dengan orang lain. Mereka mengetahui karakternya dan merasa kehilangan," sebut Noraisah.