Johannesburg -
Wabah virus Corona juga menyerang negara-negara di benua Afrika. Namun, jumlah kasusnya tak setinggi benua Eropa dan Asia. Berikut ini adalah gambaran Corona di Afrika.
Penyakit bernama COVID-19 ini pertama kali memasuki kawasan Afrika pada bulan Februari 2020. Yakni ketika Mesir mengumumkan kasus Corona pertama pada 14 Februari 2020. Selanjutnya, virus ini pun mulai menyebar ke negara Afrika lainnya.
Bahkan, virus ini sampai memaksa beberapa negara Afrika menerapkan lockdown, guna memutus mata rantai penularan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir AFP, Rwanda yang merupakan negara Afrika sub-Sahara memberlakukan lockdown sejak 21 Maret lalu. Hal ini merespons kasus COVID-19 yang mencapai 17 kasus ketika itu. Mengikuti Rwanda, Afrika Selatan juga melakukan lockdown guna mencegah Corona sejak 26 Maret 2020.
Corona terus menyebar di benua itu. Kasus Corona terus bertambah. Namun, memasuki bulan April, ada fenomena yang unik yang terjadi di Afrika Selatan (Afsel) yang memiliki kasus Corona tertinggi di benua itu.
Sebagaimana dilaporkan oleh BBC pada 13 April 2020, apa yang digambarkan sebagai 'tsunami infeksi', seperti yang diperingatkan oleh sejumlah pakar, tidak menjadi kenyataan, khususnya di Afrika Selatan.
"Memang aneh sekali situasinya. Misterius. Kami tak tahu apa yang sebenarnya terjadi," ujar Dr Evan Shoul, pakar penyakit menular di Johannesburg.
Salah satu teori yang berkembang adalah warga Afrika Selatan punya kekebalan tambahan atas virus ini.
Beberapa pihak berargumen ini mungkin didapat karena setiap warga harus mendapatkan vaksin tuberculosis. Juga mungkin disebabkan oleh fakta bahwa ada orang-orang yang mendapatkan perawatan antiretroviral.
Merujuk pada data Worldometers, tercatat per Senin (27/4) sudah ada 4.546 kasus Corona di Afsel. 87 Orang meninggal dunia dan 1.473 sembuh.
Sementara itu, negara di Afrika yang paling parah terdampak virus Corona adalah Aljazair, jika dilihat dari korban meninggal dunia. Sudah ada 3.382 kasus Corona dan 425 orang meninggal dunia. Sedangkan yang pulih 1.508 orang.
Perbandingan Afrika dengan Benua Lain
Afrika merupakan benua terbesar kedua di dunia setelah Asia. Namun, luasnya wilayah ini tak berbanding lurus dengan jumlah kasus Corona di negara Afrika.
Masih merujuk pada data yang disajikan oleh Worldometers per Senin (27/4), tercatat sudah ada 32.733 kasus Corona di Afrika, dengan 1.427 orang meninggal dunia dan 10.114 sembuh.
Sedangkan posisi kasus tertinggi Corona ditempati oleh benua Eropa, yakni 1.295.262 kasus Corona dengan 122.461 orang meninggal dan 449.804 orang pulih. Posisi ini disusul benua Amerika Utara--Amerika Serikat masuk di dalamnya--dengan 1.065.973 kasus Corona, 60.014 meninggal dunia dan 147.312 pulih.
Kemudian di Asia, kasus Corona mencapai 476.755. 17,396 meninggal dunia dan yang sembuh 230.293.
Sedangkan benua Amerika Selatan angka kasus Corona mencapai 138.255, yang mati 6.309 orang dan yang sembuh 49.664 orang. Kemudian untuk benua Australia dan negara-negara Oseania, kasus Corona mencapai 8.290 orang. 102 orang di antaranya meningga dunia dan 6.838 orang sembuh.
Berikut adalah urutan kasus Corona per benua, sejauh ini:
1. Eropa: 1.295.262 kasus
2. Amerika Utara: 1.065.973 kasus
3. Asia: 476.755 kasus
4. Amerika Selatan: 138.255 kasus
5. Afrika: 32.733 kasus
6. Australia-Oseania: 8.290 kasus
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini