Jerman dianggap sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan wabah Corona. Ternyata pemimpinnya, Kanselir Jerman Angela Merkel dulunya adalah seorang ilmuwan.
Fakta tentang pemimpin Jerman Kanselir Angela Merkel yang ternyata seorang ilmuwan ini, diungkap oleh seorang kolumnis, Saskia Miller dalam tulisan yang diterbitkan di The Atlantic pada 20 April 2020. Merkel ternyata punya latar belakang pendidikan di bidang sains.
Merkel lahir pada tahun 1954 dan dibesarkan di sebuah kota kecil di Jerman Timur di utara Berlin. Ayahnya adalah seorang pendeta Lutheran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana dikutip dari Encyclopedia Britannica, Merkel menyelesaikan sekolah menengah pada tahun 1973. Selanjutnya, dia pergi ke Leipzig untuk belajar fisika di Universitas Karl Marx (sekarang Universitas Leipzig).
Setelah mendapatkan diploma pada tahun 1978, ia bekerja sebagai anggota fakultas akademik di Institut Sentral Kimia Fisika dari Akademi Ilmu Pengetahuan di Berlin Timur. Dia menjadi peneliti di sana. Kemudian, dia dianugerahi gelar doktor untuk tesisnya tentang kimia kuantum pada tahun 1986.
Kehidupan di Jerman Tampak Mulai Menggeliat:
Seperti yang terjadi pada kebanyakan anak yang tumbuh di Republik Demokratik Jerman, Merkel berpartisipasi dalam organisasi pemuda negara. Dia adalah anggota Pionir Muda (dari 1962) dan Pemuda Pejuang Kebebasan Jerman (dari 1968).
Segera setelah itu, dia meninggalkan pekerjaannya untuk bergabung dengan kelompok politik baru yang telah terbentuk di lingkungannya, sehingga diam-diam hal itu melejitkan karier politiknya. Dia naik dalam kancah politik Jerman. Dia bergabung dengan Persatuan Demokrat Kristen kanan-tengah (CDU).
Kemudian, melalui kecerdasannya dan serangkaian manuver taktis yang tepat waktu, dia akhirnya naik pada 2005 sebagai kanselir, kepala pemerintah federal Jerman. Saskia Miller menganggap karier Angela Merkel itu tidak umum - untuk seorang wanita, untuk Jerman Timur, dan untuk ilmuwan terlatih tanpa latar belakang hukum atau sebagai pejabat publik.
Saat wabah Corona melanda, Angela Merkel mengeluarkan kebijakan karantina wilayah, pembatasan sosial dan mendorong orang-orang agar memakai masker. Berkat aturan tersebut, wabah Corona Jerman disebut mulai bisa dikendalikan.
Seperti dilansir BBC, Menteri kesehatan Jerman mengatakan wabah virus corona di negara itu kini terkendali usai karantina wilayah selama satu bulan.
Jens Spahn mengatakan bahwa sejak 12 April, jumlah pasien yang sembuh secara konsisten lebih tinggi dari jumlah infeksi baru. Tingkat infeksi turun ke 0,7 - yaitu setiap orang yang terinfeksi menularkan virus ke kurang dari satu orang lain.
Level karantina bervariasi di berbagai wilayah Jerman - karantina paling ketat di negara bagian Bavaria dan Saarland.
Kendati demikian, Merkel mengingatkan agar tidak terburu-buru dalam merespons Corona yang mulai mereda itu. "Kita bertahan di awal pandemi dan masih jauh untuk keluar dari kondisi ini," kata Merkel kepada awak media di Berlin, Senin (20/04).
Selanjutnya, Jerman akan segera melakukan uji coba vaksin Corona pada manusia. Seperti yang dilansir dari AFP, Rabu (22/4/2020) Institut Paul Ehrlich (PEI) -- lembaga penelitian Jerman dan badan pengawas medis di bawah Kementerian Kesehatan Federal -- telah mengesahkan aturan terkait uji klinis pertama vaksin Corona ini.
Per hari Kamis (23/4), menurut data yang dihimpun Universitas Johns Hopkins, kasus Corona di Jerman mencapai 150.648 orang, urutan kelima di dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 5.315 orang di antaranya meninggal dunia dan 103.300 orang telah sembuh. Angka kematian akibat Corona di Jerman lebih rendah ketimbang Prancis, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat.