Jumlah kematian terkait infeksi virus Corona di Amerika Serikat meningkat nyaris 2 ribu kasus dalam waktu 24 jam terakhir.
Menurut data penghitungan yang dilakukan Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/4/2020), sebanyak 1.997 kematian tercatat dalam sehari, sehingga total jumlah kematian terkait COVID-19 di AS hingga Minggu (19/4) waktu setempat mencapai 40.661 kematian.
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom hari ini, Senin (20/4/2020):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Baru Pulang dari Indonesia, 43 Mahasiswa Malaysia Terinfeksi Virus Corona
Otoritas Malaysia melaporkan 84 kasus baru virus Corona (COVID-19) dalam sehari. Otoritas kesehatan Malaysia juga mengidentifikasi satu cluster baru penularan virus Corona yang melibatkan sekelompok mahasiswa yang baru saja kembali dari Indonesia.
Seperti dilansir Channel News Asia dan The Star, Senin (20/4/2020), total kasus virus Corona di Malaysia hingga Minggu (19/4) waktu setempat dikonfirmasi mencapai 5.389 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 2.103 pasien masih menjalani perawatan medis, dengan 46 pasien masih dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU).
Jumlah korban meninggal bertambah satu orang, yang merupakan pria Malaysia berusia 51 tahun dengan riwayat diabetes dan tekanan darah tinggi. Saat ini jumlah korban meninggal akibat virus Corona di Malaysia menjadi 89 orang. Ini berarti angka kematian di Malaysia mencapai 1,65 persen.
- Corona Menggila, Lebih dari 40.000 Orang Telah Meninggal di AS
Jumlah kematian terkait infeksi virus Corona di Amerika Serikat meningkat nyaris 2 ribu kasus dalam waktu 24 jam terakhir.
Menurut data penghitungan yang dilakukan Johns Hopkins University seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/4/2020), sebanyak 1.997 kematian tercatat dalam sehari, sehingga total jumlah kematian terkait COVID-19 di AS hingga Minggu (19/4) waktu setempat mencapai 40.661 kematian.
Angka harian ini meningkat dari sehari sebelumnya, Sabtu (18/4) yang mencatat 1.891 kematian dalam waktu 24 jam.
- Langgar Lockdown Corona, 100 Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ulama Bangladesh
Lebih dari 100 ribu orang di Bangladesh melanggar aturan lockdown untuk membatasi penyebaran virus Corona (COVID-19). Orang-orang itu menghadiri pemakaman seorang ulama terkemuka di distrik Brahmanbaria.
Seperti dilansir CNN dan Associated Press, Senin (20/4/2020), jumlah orang yang menghadiri acara pemakaman ulama yang juga pemimpin senior sebuah partai Islamis setempat itu telah dikonfirmasi oleh asisten spesial Perdana Menteri Bangladesh, Shah Ali Farhad dan juru bicara Kepolisian Brahmanbaria, Imtiaz Ahmed.
Acara pemakaman ulama bernama Maulana Zubayer Ahmad Ansar yang digelar pada Sabtu (18/4) waktu setempat, ini membuat banyak orang melanggar aturan lockdown yang melarang perkumpulan lebih dari lima orang saat menghadiri ibadah atau acara doa dalam sekali waktu.
- Reynhard Sinaga Dipindah ke Penjara Para Penjahat Paling Berbahaya Inggris
Reynhard Sinaga, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang dijuluki pemerkosa terburuk di Inggris dilaporkan telah dipindahkan ke penjara Wakefield, West Yorkshire. Penjara itu dikenal banyak menampung para penjahat paling berbahaya di Inggris.
Pada Januari lalu, pria WNI berusia 36 tahun ini divonis penjara seumur hidup dengan masa minimum 30 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas 159 tindak kejahatan seksual, termasuk 136 pemerkosaan terhadap banyak pria. Pria yang sempat menjadi mahasiswa Universitas Manchester ini menyerang korban-korbannya setelah membius mereka dengan minuman yang dicampur obat.
Usai dijatuhi vonis, Reynhard dijebloskan ke penjara Strangeways. Seperti dilansir media lokal Inggris, The Sun, Senin (20/4/2020), Reynhard telah dipindahkan ke penjara Wakefield di West Yorkshire. Penjara yang dijuluki 'Monster Mansion' itu dikenal menjadi penjara bagi sejumlah penjahat paling berbahaya di Inggris.
- Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan? Ini Kata Direkturnya
Direktur laboratorium berkeamanan maksimum di kota Wuhan, China menanggapi rumor yang beredar bahwa virus Corona mungkin berasal dari lab tersebut. Dia membantah keras rumor tersebut.
Selama ini para ilmuwan China menyatakan bahwa virus Corona kemungkinan berasal dari kelelawar di pasar hewan liar di Wuhan. Namun keberadaan Institut Virologi Wuhan dengan laboratorium keselamatan biologi berkeamanan maksimum di Wuhan, memicu teori konspirasi bahwa virus Corona mungkin telah disintesis secara buatan di lab tersebut atau bocor dari salah satu labnya, khususnya laboratorium P4-nya yang dilengkapi untuk menangani virus-virus berbahaya.
Dalam wawancara dengan media pemerintah China, CGTN, Yuan Zhiming, direktur lab tersebut mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (20/4/2020), bahwa "tak mungkin virus ini berasal dari kami."
Dikatakannya, tak ada stafnya yang terinfeksi virus tersebut.