Babak Baru Trump Vs WHO di Tengah Pandemi

Round-Up

Babak Baru Trump Vs WHO di Tengah Pandemi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 16 Apr 2020 07:43 WIB
President Donald Trump gestures after speaking at a campaign rally Tuesday, Nov. 26, 2019, in Sunrise, Fla. (AP Photo/Brynn Anderson)
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AP Photo/Brynn Anderson)
Washington DC -

Hubungan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah memanas. Setelah menyalahkan WHO atas banyaknya korban yang terjangkit virus corona (COVID-19) di AS, Trump menghentikan pendanaan untuk badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut.

Pada awalnya, Trump menyebut WHO telah bergerak lamban dalam merespons pandemi ini. Trump juga mempertanyakan WHO telah memberikan rekomendasi yang salah terkait wabah virus Corona.

"WHO benar-benar gagal," kata Trump lewat akun Twitter. "Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat sentris China. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?" ujar Trump dalam cuitannya, seperti dilansir AFP, Rabu (8/4).


Kala itu, Trump juga sempat mengancam menahan dana untuk WHO, yang di mana sumber pendanaan terbesar berasal dari AS. Trump menuding WHO bias terhadap China selama pandemi virus corona ini.

Atas kritikan Trump, WHO membela diri. Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan persatuan dan menghentikan politisasi krisis kesehatan global. Bahkan secara khusus dia menyerukan AS dan China untuk menunjukkan "kepemimpinan yang jujur".



Tedros mengatakan, WHO akan melakukan penilaian seperti biasanya usai pandemi COVID-19 dan menarik pelajaran dari kekuatan dan kelemahannya. "Kami juga membuat kesalahan seperti umat manusia lainnya," tuturnya seperti dilansir kantor berita Reuters, Kamis (9/4).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Dirjen WHO dan Trump Berbaikan?:



Trump tidak menggubris pernyataan tersebut dan benar-benar menghentikan pendanaan terhadap WHO. Tidak jelas sampai kapan AS akan menghentikan pendanaan untuk WHO. Trump beralasan badan kesehatan PBB tersebut telah menutup-nutupi keseriusan wabah virus Corona di China sebelum menyebar ke seluruh dunia.

Dalam konferensi pers seperti dilansir kantor berita AFP pada hari Rabu (15/4), Trump mengatakan dirinya telah memerintahkan pemerintahannya untuk menghentikan pendanaan selagi "peninjauan dilakukan untuk menilai peran WHO dalam salah kelola yang parah dan menutupi penyebaran virus Corona."



Menurut Trump, WHO tidak transparan mengenai wabah tersebut dan AS -- pendana terbesar WHO yang menyediakan US$ 400 juta tahun lalu -- kini akan membahas "apa yang akan kami lakukan dengan semua uang yang ditujukan ke WHO itu."

Trump menyebut WHO bias terhadap China dan berkolusi untuk mencegah saingan utama ekonomi AS itu terbuka tentang bencana kesehatan yang sedang berlangsung. Menurut Trump, hal ini telah menyebabkan negara-negara lain kehilangan waktu krusial untuk bersiap dan menunda keputusan untuk menghentikan perjalanan internasional.



Merespons kebijakan Trump, Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk mengurangi sumber daya untuk operasi WHO atau badan-badan kemanusiaan lainnya dalam perang melawan virus Corona. Guterres meyakini akan pentingnya dukungan bagi WHO.

"Saya yakin bahwa Organisasi Kesehatan Dunia harus didukung, karena badan itu sangat penting bagi upaya dunia untuk memenangkan perang melawan COVID-19," ujar pemimpin badan dunia itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/4).

Keputusan Trump mendapat kritikan dari Jerman yang mengingatkan untuk tidak menyalahkan pihak lain atas krisis pandemi virus Corona. ""Menyalahkan yang lain tak akan membantu. Virus tidak mengenal perbatasan," ujar Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (15/4).

"Salah satu investasi terbaik adalah memperkuat PBB, yang terpenting lagi WHO yang kurang dibiayai ... dalam pengembangan dan distribusi alat tes dan vaksin," kata Maas.



Sedangkan otoritas China menyatakan 'keprihatinan serius' terhadap keputusan AS menghentikan pendanaan untuk WHO. China mendorong otoritas AS untuk memenuhi kewajibannya selama pandemi virus Corona.

"China sangat prihatin atas pengumuman AS untuk menghentikan pendanaan bagi Organisasi Kesehatan Dunia," sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam konferensi pers seperti dilansir AFP, Rabu (15/4).

Halaman 2 dari 3
(dkp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads