Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengizinkan pelaksanaan tes Corona menggunakan spesimen air liur (air ludah). Cara ini dinilai bisa mengurangi risiko tenaga medis untuk terpapar virus Corona (COVID-19).
Seperti dilansir Associated Press (AP), Selasa (14/4/2020) pemerintah AS memberikan izin tes Corona memakai air liur untuk para peneliti di Universitas Rutgers. Tes Corona ini merupakan metode alternatif untuk mendiagnosis pasien COVID-19.
Pihak Universitas New Jersey mengatakan izin tes ini sendiri disahkan oleh Badan Administrasi Obat dan Makanan AS (FDA). Diharapkan dengan tes air liur ini, kasus Corona bisa semakin cepat terdeteksi dan wabah ini bisa dilawan.
Tes ini awalnya akan tersedia di rumah sakit dan klinik yang berafiliasi dengan universitas tersebut. Pengumuman ini disampaikan ketika para tenaga medis di seluruh AS terus berjuang untuk melacak pasien virus Corona.
Tes air liur ini berbeda dengan metode tes swab yang selama ini menggunakan air lendir dari tenggorokan dan hidung. Pasien diminta untuk membuka mulut atau mendongakkan hidung, lalu petugas medis mengambil sampel lendir itu. Sehingga, para petugas medis punya resiko untuk tertular. Oleh karena itu, mereka diminta untuk langsung membuang masker dan sarung tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga video Salip Italia, Jumlah Kematian Corona AS Tertinggi di Dunia:
Sedangkan tes liur tidak demikian. Pasien diberikan tabung plastik untuk tempat meludah beberapa kali. Mereka kemudian menyerahkan tabung itu kembali ke petugas medis untuk diproses di laboratorium.
Seorang ahli penyakit menular mengatakan itu akan membantu mengatasi beberapa ketidaknyamanan pasien ketika tes swab. Apalagi mengambil sampel tes swab memang agak merepotkan.
"Anda ingin berada dalam semua jenis situasi dengan semua opsi sehingga kami dapat melakukan pengujian sebanyak mungkin dalam bentuk apa pun yang cocok," kata Dr. Amesh Adalja dari Universitas Johns Hopkins.
Adalja mencatat bahwa tes air liur yang serupa telah dimanfaatkan untuk tes HIV dan tes lainnya.
Rutgers menguji keakuratan metodenya dengan mengambil sampel air liur (saliva) dan swab dari 60 pasien. Hasil dari sampel air liur pasien memiliki kecocokan 100% dengan hasil dari sampel swab.
Universitas Rutgers mengembangkan metode laboratorium untuk pengujian menggunakan kit pengumpul air liur dari Spectrum Solutions, sebuah perusahaan yang menyediakan perangkat serupa untuk layanan tes DNA. Laboratorium Rutgers saat ini dapat memproses 10.000 sampel pasien per hari.
Dalam surat otorisasi kepada Rutgers, FDA mengatakan tes hanya boleh dilakukan 'dalam pengaturan perawatan kesehatan di bawah pengawasan penyedia layanan kesehatan terlatih'. FDA belum mengizinkan tes COVID-19 untuk dilakukan di rumah, meskipun beberapa perusahaan telah mengumumkan rencana untuk membuatnya tersedia.
Selain itu, FDA mengatakan pasien yang dites negatif dengan tes kit berbasis air liur, hasilnya harus dikonfirmasi lagi dengan metode pengujian kedua.