Para petugas medis di Rumania mengeluhkan kurangnya alat pelindung diri (APD) dalam menangani para pasien COVID-19. Karena khawatir akan keselamatan diri mereka, banyak petugas medis di salah satu negara termiskin Uni Eropa itu, memutuskan berhenti dari pekerjaan.
"Kami tak ada sarung tangan, masker," ujar seorang petugas medis di rumah sakit Ramnicu Sarat, salah satu rumah sakit rujukan bagi pasien COVID-19.
"Semua dilakukan dengan seadanya," cetus petugas yang tak ingin disebut namanya itu, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dijanjikan peralatan, tapi kapan itu akan tiba," katanya.
Sejumlah petugas medis yang mengkhatirkan keselamatan diri mereka, telah berbicara di TV publik dan media sosial untuk menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi ini. Puluhan orang bahkan telah menggelar aksi protes di halaman dua rumah sakit.
Sebagian bahkan merasa tak sanggup lagi sehingga memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan.
Pemerintah Distribusikan Ribuan APD dan Belasan Juta Masker ke RS:
Pada Senin (30/3) saja, 10 perawat dan satu petugas medis unit perawatan intensif ICU di wilayah Hunedoara telah berhenti dari pekerjaannya. Mereka menyebut kekurangan parah APD seperti masker bedah dan sarung tangan sebagai alasan pengunduran diri mereka.
Media lokal memberitakan, di rumah sakit lainnya di kota Timisoara, Rumania barat, sebanyak 13 staf medis mundur pada Selasa (31/3) waktu setempat.
Rumania hingga Rabu (1/4) waktu setempat, telah mencatat lebih dari 2.450 kasus infeksi virus corona -- sekitar 300 orang di antaranya adalah petugas medis -- dan 86 kematian.
Pemerintah Rumania telah berjanji untuk menyediakan lebih banyak APD bagi para petugas medis.
"Hari-hari mendatang akan lebih berat, namun kami akan melakukan yang terbaik untuk memberikan Anda alat pelindung," kata Presiden Klaus Iohannis kepada para petugas medis dalam sebuah pernyataan pers.