Angkatan Laut Amerika Serikat atau US Navy mengevakuasi ribuan personel dari sebuah kapal induk bertenaga nuklir, USS Theodore Roosevelt, yang terjebak di Guam karena pandemi virus Corona (COVID-19). Kapten kapal induk itu menyatakan bahwa virus Corona mengancam nyawa anak buahnya,
Seperti dilansir AFP, Kamis (2/4/2020), laporan US Navy menyebut sedikitnya 93 kasus virus Corona ditemukan dari total 4.800 personel USS Theodore Roosevelt.
Para pejabat Pentagon atau Departemen Pertahanan AS menyatakan pihaknya sedang mempersiapkan kamar-kamar hotel di kepulauan Pasifik untuk para awak kapal induk itu. Untuk sementara, kapal induk itu nantinya akan tetap dioperasikan oleh para awak yang belum terinfeksi virus Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rencana pada saat ini adalah memindahkan sebanyak mungkin orang dari Teddy Roosevelt semampu kita, dengan memahami bahwa kita harus meninggalkan sejumlah orang di dalam kapal untuk menjalankan tugas pengawasan yang menjaga kapal tetap bergerak," ucap Laksamana Muda John Menoni, yang merupakan komandan wilayah Marianas, kepada wartawan di Guam pada Rabu (1/4) waktu setempat.
Berbicara di Washington, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Angkatan Laut, Thomas Modly, menyatakan bahwa nyaris 1.000 awak telah dipindahkan. Jumlah itu, sebutnya, akan bertambah menjadi 2.700 awak dalam beberapa hari, dan akan terus bertambah setelah itu.
Namun, masih dibutuhkan sekitar 1.000 awak di dalam kapal untuk menjaga operasional tetap berlangsung, sembari proses sterilisasi dilakukan secara menyeluruh.
"Kita tidak bisa dan tidak akan memindahkan seluruh pelaut dari kapal," ujarnya. "Kapal itu dilengkapi senjata, dilengkapi amunisi, membawa pesawat yang mahal dan memiliki pembangkit tenaga nuklir," imbuh Modly.
Pandemi Corona Merebak, AS Perpanjang Masa Darurat:
Awal pekan ini, Kapten USS Theodore Roosevelt, Brett Crozier, melaporkan kepada atasannya bahwa virus Corona menyebar tak terkendali di dalam kapal induk itu. Dia meminta bantuan segera untuk mengkarantina anak buahnya.
"Penyebaran penyakit ini terus berlangsung dan semakin meningkat. Kita tidak sedang berperang. Para pelaut tidak perlu tewas," tulis Crozier dalam suratnya.
"Memindahkan mayoritas personel dari sebuah kapal induk nuklir AS yang sedang dikerahkan dalam tugas dan mengisolasi mereka selama dua pekan mungkin tampak seperti langkah luar biasa. Ini risiko yang diperlukan," imbuhnya.
Hingga Rabu (1/4) waktu setempat, lebih dari 1.400 pegawai Departemen Pertahanan AS, juga para kontraktor dan tanggungan telah terinfeksi virus Corona. Terdapat 771 personel militer di antaranya.