Kementerian Kehakiman Libya mengumumkan bahwa lebih dari 450 tahanan dibebaskan sebagai upaya untuk melindungi mereka dari penyebaran virus corona.
"Para pejabat kehakiman memutuskan untuk membebaskan 466 tahanan dari lembaga-lembaga pemasyarakatan di Tripoli," demikian menurut statemen Kementerian Kehakiman pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli, seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (30/3/2020).
Para tahanan tersebut adalah mereka yang tengah dalam tahanan pra-sidang atau yang telah memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pada Minggu (29/3) waktu setempat, otoritas Libya mengumumkan lima kasus baru coronavirus di kota Misrata, Libya barat, sehingga jumlah kasus infeksi virus corona di negeri itu bertambah menjadi 8 kasus. Kasus pertama terkonfirmasi di negeri itu pada Selasa (24/3) lalu.
Dalam statemennya, Kementerian Kehakiman menyatakan, langkah-langkah lainnya "yang dimaksudkan untuk mengurangi overkapasitas penjara akan menyusul, termasuk pemberian amnesti bagi para tahanan berusia lanjut atau mereka yang telah menjalani lebih dari separuh masa hukuman mereka.
Langkah Libya ini mendapat sambutan dari organisasi HAM, Human Rights Watch yang menyebutnya sebagai "langkah pertama yang positif". Namun ditambahkan bahwa otoritas Libya harus melakukan lebih banyak untuk memitigasi risiko wabah besar COVID-19.
Diketahui bahwa Libya telah dilanda konflik sejak tergulingnya mantan diktator Muammar Khadafi pada tahun 2011.
Sejak April 2019, pasukan yang setia pada penguasa Libya timur, Khalifa Haftar telah berperang untuk merebut Tripoli, ibu kota Libya dalam serangan-serangan yang telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan 150 ribu orang mengungsi.
(ita/ita)