Otoritas Iran memberlakukan larangan perjalanan antarkota setelah jumlah korban meninggal akibat virus Corona atau COVID-19 di negara itu melampaui 2 ribu orang. Iran sejauh ini melaporkan lebih dari 27 ribu kasus virus Corona di wilayahnya.
Seperti dilansir AFP, Kamis (26/3/2020), langkah tegas ini diberlakukan setelah beberapa minggu terakhir, pemerintah Iran gagal mencegah ratusan ribu warganya bepergian demi mengunjungi keluar saat liburan Tahun Baru Persia selama dua pekan.
"Perjalanan baru akan dilarang, meninggalkan kota akan dilarang," tegas juru bicara pemerintah Iran, Ali Rabli, saat mengumumkan larangan perjalanan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini diumumkan pada Rabu (25/3) waktu setempat, atau beberapa jam setelah Presiden Hassan Rouhani mengungkapkan bahwa pemerintah siap memberlakukan langkah-langkah lebih keras dalam memerangi pandemi virus Corona. Rouhani menyebut langkah tegas akan diberlakukan selama 15 hari.
"Orang-orang harus kembali ke kota asal mereka secepat mungkin," imbuh Rabli dalam pengumumannya.
Ditambahkan Rabli dalam pernyataannya bahwa pemerintah Iran akan merilis instrumen wajib yang mengatur soal hukuman denda bagi setiap pelanggaran yang terjadi terhadap larangan perjalanan itu.
"Tentu saja, pasukan keamanan akan menghentikannya," ucap Rabli merujuk pada perjalanan yang masih dilakukan di jalanan utama Iran.
Iran Akhirnya Memilih Lockdown Tekan Penyebaran Virus Corona:
Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani Fazli, menuturkan kepada kantor berita IRNA bahwa larangan perjalanan akan diberlakukan mulai 'besok atau lusa', merujuk pada Kamis (26/3) atau Jumat (27/3) waktu setempat.
Otoritas Iran, pada Rabu (25/3) waktu setempat, mengumumkan 143 kematian baru dalam sehari, yang menjadikan jumlah total korban meninggal akibat virus Corona mencapai 2.077 orang.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran, Kianoush Jahanpour, mengumumkan adanya 2.206 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Total kasus virus Corona di Iran kini mencapai 27.017 kasus.
Diketahui bahwa Iran sejak lama menolak untuk memberlakukan lockdown di wilayahnya dan lebih memiliki bergantung pada imbauan verbal yang meminta warganya tetap tinggal di rumah. Namun imbauan semacam itu banyak diabaikan warga. Aktivitas bepergian besar-besaran yang terjadi saat liburan Tahun Baru Persia memicu kekhawatiran baru bahwa virus Corona telah menyebar lebih dalam ke kawasan pedesaan atau pinggiran negara itu.