Sebagaimana diketahui, virus Corona pertama kali merebak di Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019. Kini China mengatakan sejumlah kasus COVID-19 terbaru berasal dari luar China.
Kasus-kasus impor ini muncul di China saat negeri tersebut sudah mengalami penurunan jumlah infeksi COVID-19. Namun masalah baru dikatakan datang dari Italia dan Amerika Serikat (AS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 6 kasus baru terkonfirmasi COVID-19 dilaporkan dari Beijing, semuanya adalah kasus impor termasuk 5 dari Italia dan 1 dari AS," demikian keterangan tertulis Kementerian Republik China pada 10 Maret, dikutip detikcom Kamis (12/3/2020).
Menurut Catatan WHO hingga saat ini, Italia punya 12465 kasus COVID-19 dan AS punya 987 kasus. Jumlah kasus Italia punya peringkat nomor dua terbanyak, persis di bawah China. Jumlah kasus di AS ada di peringkat 8.
Kembali ke China, 2 kasus suspect Corona lainnya juga merupakan kasus impor. Ada pula 44 orang warga China yang berkontak dekat dengan orang terjangkit COVID-19, sebanyak 26 dari 44 orang tersebut berkontak dengan orang terjangkit di luar China.
Pada Rabu (11/3) waktu setempat, angka kasus COVID-19 berubah lagi. Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) melaporkan adanya 15 kasus baru, 8 di antaranya ada di Hubei, 7 kasus di luar Hubei, termasuk 6 kasus impor di atas.
Simak Juga Video "1 Pasien Isolasi di RSPI Meninggal, Berjenis Kelamin Perempuan"
Kasus impor di China terus mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir, terutama saat penyebaran virus Corona di beberapa negara selain China mengalami lonjakan drastis.
Secara keseluruhan, saat ini terkonfirmasi 80.793 kasus virus Corona di wilayah China daratan, dengan 3.169 orang meninggal dunia. Meski begitu, jumlah kasus baru terus menurun di China. Untuk pertama kalinya, otoritas Provinsi Hubei yang menjadi pusat wabah ini di China, melaporkan hanya satu digit kasus baru, yakni delapan kasus dalam sehari, yakni pada Rabu (11/3) waktu setempat.