Otoritas Iran melaporkan 12 kematian baru akibat virus corona di wilayahnya, yang salah satunya merupakan seorang anggota dewan penasihat pemimpin tertinggi Iran. Jumlah kasus virus corona di negara itu melonjak jadi 1.501 kasus sejauh ini.
Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Senin (2/3/2020), Wakil Menteri Kesehatan Iran, Alireza Raisi, dalam konferensi pers terbaru mengonfirmasi total 66 orang meninggal dunia akibat virus corona. Raisi mengumumkan ada 12 kematian baru pada Senin (2/3) waktu setempat.
Dia juga menyebut adanya 523 tambahan kasus dari sehari sebelumnya, sehingga menjadikan total kasus virus corona di Iran mencapai 1.501 kasus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan radio nasional Iran seperti dikutip Associated Press menyebut salah satu korban meninggal merupakan seorang anggota Dewan Kebijaksanaan (Expediency Council) bernama Mohammad Mirmohammadi. Dia meninggal saat dirawat akibat virus corona di sebuah rumah sakit di Teheran pada Senin (2/3) waktu setempat.
Mirmohammadi yang berusia 71 tahun ini menjadi pejabat tinggi pertama yang meninggal akibat virus corona.
Dewan Kebijaksanaan diketahui bertugas memberi saran pada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan menyelesaikan pertikaian antara Khamenei dengan parlemen Iran.
Meninggalnya Mirmohammadi terjadi saat beberapa pejabat tinggi Iran terinfeksi virus yang berasal dari Wuhan, China ini. Di antaranya adalah Wakil Presiden Iran, Masoumeh Ebtekar dan Kepala Satuan Tugas Pemerintah dalam menghadapi virus corona, Iraj Harirchi, yang sempat meremehkan virus corona sebelum dia terinfeksi.
Kasus virus corona di Iran mengalami lonjakan tajam dalam beberapa hari dan tercatat memiliki korban meninggal tertinggi setelah China, yang menjadi pusat wabah ini. Di kawasan Timur Tengah, lebih 1.150 kasus virus corona telah terkonfirmasi dengan sebagian besar diketahui terkait dengan kasus-kasus di Iran.
Para pakar menyatakan kekhawatiran terhadap presentasi angka kematian akibat virus corona di Iran yang mencapai sekitar 5,5 persen yang diketahui lebih tinggi dari negara-negara lainnya. Angka tersebut disinyalir menunjukkan bahwa kasus virus corona di Iran mungkin lebih tinggi dari jumlah yang dilaporkan saat ini.
Jabar Siaga 1 Corona, Kang Emil: Sudah dari 2 Minggu Lalu: