Otoritas Jepang mengumumkan pihaknya telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh orang yang ada di dalam kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Yokohama selama nyaris dua pekan terakhir. Sejauh ini dinyatakan 454 orang dari kapal pesiar itu positif virus corona.
Seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2020), Jepang menuai kritikan atas caranya menangani situasi di kapal pesiar yang dikelola Holland America yang berkantor di Amerika Serikat (AS) tersebut. Belasan kasus virus corona terdeteksi nyaris setiap hari sejak kapal pesiar itu berlabuh dan dikarantina di Yokohama pada awal Februari.
Otoritas Jepang membela pendekatan yang dilakukan pihaknya. Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan bahwa para penumpang yang dinyatakan negatif virus corona akan diizinkan turun kapal mulai Rabu (19/2) besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami telah selesai melakukan pemeriksaan terhadap semua orang (di dalam kapal)," tutur Kato kepada wartawan setempat.
"Beberapa hasil (pemeriksaan) telah keluar ... dan bagi orang-orang yang hasil pemeriksaannya sudah jelas, kami berupaya mempersiapkan penurunan dari kapal mulai dari tanggal 19 (Februari)," imbuhnya.
Kato menyebut proses penurunan orang-orang dari kapal pesiar itu akan memakan waktu 2-3 hari.
Namun bagi orang-orang yang melakukan kontak dekat dengan mereka yang telah dinyatakan positif virus corona, akan direset masa karantinanya dan dihitung sejak tanggal mereka melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi itu.
Para awak kapal pesiar Diamond Princess juga diperkirakan masih akan dipantau untuk karantina tambahan, setelah penumpang terakhir turun dari kapal. Diketahui bahwa kapal pesiar itu membawa total 3.711 orang dari berbagai negara, yang terdiri dari 2.666 penumpang dan 1.045 awak.
Simak Video "Kemlu: 3 WNI di Kapal Pesiar Jepang Terjangkit Virus Corona"
Otoritas Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang mengevakuasi warganya dari kapal pesiar tersebut. Beberapa negara lainnya seperti Kanada, Australia, Hong Kong dan Korea Selatan (Korsel) juga menyatakan akan mengevakuasi warga mereka.
AS memulangkan lebih dari 300 warganya dan anggota keluarganya dengan dua pesawat charter pada Senin (17/2) waktu setempat. Dari jumlah tersebut, ada 14 orang dinyatakan positif virus corona namun masih diizinkan terbang ke AS. Setibanya di AS, ratusan orang itu akan dikarantina lebih lanjut selama 14 hari di dua pangkalan militer yang ada di California dan Texas.
Otoritas Kanada, pada Selasa (18/2) waktu setempat, menyatakan pihaknya telah 'mengamankan penerbangan carter untuk memulangkan warga Kanada yang ada di dalam Diamond Princess'. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana proses pemulangan itu akan dilakukan. Diketahui bahwa ada 256 warga Kanada di dalam kapal pesiar itu, dengan 32 orang di antaranya dinyatakan positif virus corona.
Sementara itu, otoritas Korsel akan mengirimkan pesawat kepresidenan pada Selasa (18/2) waktu setempat untuk memulangkan empat warganya dan satu warga Jepang yang merupakan pasangan dari salah satu warganya. Diketahui ada 14 warga Korsel di kapal pesiar itu, namun 10 orang menolak dievakuasi karena mereka tinggal di Jepang.
Hingga Senin (17/2) waktu setempat, otoritas kesehatan Jepang mengonfirmasi ada 454 orang yang positif virus corona dan telah dievakuasi dari kapal pesiar itu untuk menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Menlu Indonesia, Retno Marsudi, baru saja mengumumkan bahwa tiga dari 78 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi awak kapal itu, positif virus corona. Kasus virus corona di kapal pesiar Diamond Princess menjadi kasus cluster virus corona terbesar kedua di luar China daratan yang menjadi pusat wabah ini.
Sejauh ini, jumlah kasus virus corona yang terkonfirmasi di Jepang -- selain di kapal pesiar Diamond Princess -- mencapai 65 kasus dengan satu orang meninggal dunia. Secara total, otoritas Jepang menangani 519 kasus virus corona di wilayahnya.