Skullbreaker Challenge Hype di TikTok, Ada Remaja AS Lumpuh-Gegar Otak

Skullbreaker Challenge Hype di TikTok, Ada Remaja AS Lumpuh-Gegar Otak

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 15 Feb 2020 17:38 WIB
Logo TikTok
Ilustrasi (Aisyah Kamaliah/detikcom)
Miami -

Sebuah tantangan bernama 'skullbreaker challenge' yang viral di media sosial memicu kekhawatiran para orang tua di Amerika Serikat (AS). Tantangan berbahaya yang marak dilakukan oleh kalangan remaja ini telah memicu sejumlah korban luka-luka.

Tantangan yang viral lewat medsos ini menjadi tren kekinian (hype) para remaja. Karena berjatuhan korban, tantangan ini memicu kekhawatiran.

Seperti dilansir NBC Miami dan New York Post, Sabtu (15/2/2020), korban luka akibat tantangan yang viral di medis sosial itu dilaporkan muncul di Miami, New Jersey, dan Arizona. Dalam kasus di Miami, Florida, ibu dari korban menyerukan tindakan tegas dari otoritas sekolah usai putrinya luka-luka usai ikut tantangan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Remaja putri yang tidak disebut namanya itu menuturkan bahwa dirinya di-bully untuk melakukan 'skullbreaker challenge' di South Dade Senior High School. Tantangan itu diketahui menjadi salah satu tantangan terbaru yang viral dan tren di media sosial TikTok.

Dalam tantangan yang dianggap berbahaya itu, ada tiga orang yang berdiri sejajar dan melompat bersama-sama. Saat orang yang ada di tengah melompat, dua orang lainnya menendang kaki orang tersebut hingga orang itu terjatuh ke belakang, dengan kemungkinan besar kepala atau punggung terhantam ke lantai.

ADVERTISEMENT

"Saya melompat sangat tinggi, dan saya ingat mereka menendang kaki saya. Saya seperti, 'Apa yang terjadi?'," tutur remaja ini.

Akibat ikut tantangan itu, si remaja ini harus dilarikan ke rumah sakit. Seminggu setelahnya, remaja ini masih merasakan sakit di tubuhnya. "Saya bahkan tidak tahu apakah itu bisa dijelaskan, seberapa sakitnya itu. Tidak hanya secara fisik, tapi juga secara mental," ucapnya.

Pengacara yang mendampingi remaja ini menuturkan bahwa pihak keluarga hendak mengajukan keluhan kepada Otoritas Distrik Sekolah Umum Miami-Dade County, yang dianggap telah 'mengizinkan (tantangan) itu, yang trending di media sosial, untuk berlangsung dalam lingkungan sekolah'.

Siswa yang terlibat dalam insiden itu telah diberi sanksi disiplin oleh pihak sekolah. Ibunda remaja yang menjadi korban tidak mengajukan gugatan ke pengadilan, namun si remaja itu memilih pindah sekolah.

Dalam kasus lainnya yang terjadi di New Jersey, seperti dilansir media lokal Fox29, seorang korban yang berusia 13 tahun dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami cedera kepala dan tergeletak tak bergerak usai mengikuti tantangan itu. Korban dinyatakan gegar otak parah dan hingga kini masih dalam pemulihan.

Sementara untuk kasus di Arizona, seperti dilansir media lokal WVLT8, seorang siswa mengalami luka-luka parah usai melakukan tantangan itu bersama teman sekelasnya. Bocah laki-laki ini menderita cedera kepala, luka sobek di mulut yang parah, kehilangan dua gigi depan, dan harus dijahit di bagian wajah.

Di wilayah Daytona Beach, Florida, seperti dilansir media lokal News965, pihak kepolisian bahkan telah mendakwa dua siswa sekolah menengah atas tuduhan melakukan tindak kekerasan fisik dan cyberbullying dalam insiden yang dipicu tantangan berbahaya ini.

Dalam kasus ini, korban disebut sebagai siswa dengan learning disability yang mampu belajar di kelar reguler. Keluarga korban melaporkan insiden itu ke polisi setelah merasa kecewa dengan reaksi pihak sekolah.

New York Post dalam laporannya menyebut 'skullbreaker challenge' berasal dari Venezuela dan banyak dilakukan di negara-negara Amerika Selatan, sebelum merambah ke AS dan Eropa. Tantangan ini menjadi viral setelah video-videonya marak diposting di TikTok.

Dalam salah satu kasus di sebuah sekolah di Venezuela, seperti dilansir The Sun, seorang siswa yang menjadi korban dilaporkan berakhir di unit gawat darurat (UGD). Kepolisian di Spanyol dilaporkan merilis peringatan khusus untuk tantangan ini.

Menanggapi hal ini, pihak TikTok dalam pernyataan kepada New York Post menegaskan pihaknya telah memberikan 'community guidelines' yang menyatakan bahwa TikTok tidak mengizinkan 'konten yang sangat mengerikan atau mengejutkan, khususnya yang mempromosikan atau memuliakan tindak kekerasan atau penderitaan'.

Ditegaskan pihak TikTok bahwa pihaknya telah menguraikan aktivitas berisiko atau perilaku berbahaya yang tidak diizinkan, seperti aktivitas yang 'mendorong, mempromosikan atau memuliakan perilaku semacam itu, termasuk aksi stunt amatir atau tantangan berbahaya yang mungkin memicu luka-luka'.

"Keselamatan dan kesejahteraan para pengguna kami menjadi prioritas tertinggi bagi TikTok," tegas pihak TikTok dalam pernyataannya, sembari menyebut bahwa mereka akan menghapus setiap konten yang melanggar guidelines.

Halaman 2 dari 3
(nvc/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads