Di Tengah Ketegangan AS-Iran, Korsel Kirim Kapal Militer ke Selat Hormuz

Di Tengah Ketegangan AS-Iran, Korsel Kirim Kapal Militer ke Selat Hormuz

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 21 Jan 2020 17:30 WIB
Pengerahan kapal dan tentara ke Selat Hormuz diumumkan oleh Wakil Menteri Pertahanan Korsel, Chung Suk-hwan, pada Selasa (21/1) waktu setempat (AP Photo/Ahn Young-joon)
Seoul - Korea Selatan (Korsel) akan mengirimkan satu kapal militernya ke perairan Selat Hormuz. Pengerahan ini dilakukan militer Korsel di tengah ketegangan yang memuncak antara Amerika Serikat (AS), yang merupakan sekutunya, dan Iran.

Seperti dilansir AFP dan Associated Press, Selasa (21/1/2020), Kementerian Pertahanan Korsel juga menyatakan pihaknya akan mengerahkan 300 tentaranya, bersama kapal militer jenis destroyer itu, ke perairan Selat Hormuz yang merupakan titik strategis untuk perdagangan minyak dunia.

Iran selama ini diyakini ada di balik serangkaian serangan terhadap kapal-kapal niaga dan kapal tanker yang berlayar di perairan Selat Hormuz. AS telah mengerahkan misi Angkatan Laut di perairan itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tekanan yang diberikan AS membawa Korsel ke dalam dilema, sebab diketahui bahwa Korsel memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sejak awal tahun 1960-an dan hingga tahun lalu, Iran menjadi salah satu pemasok minyak utama bagi negara yang miskin sumber daya itu.

Kementerian Pertahanan Korsel menyatakan pihaknya memutuskan 'untuk sementara waktu memperluas' area pengerahan bagi unit militer anti-pembajakan yang kini beroperasi di lepas pantai Somalia. Area pengerahan unit itu akan mencakup perairan Teluk Persia dan Teluk Oman, yang dihubungkan oleh Selat Hormuz.

Menurut Kementerian Pertahanan Korsel, perluasan area pengerahan ini dimaksudkan untuk membantu menjamin keamanan perlintasan kapal-kapal berbendera Korsel dan kapal yang membawa warga Korsel di perairan strategis yang rawan serangan tersebut.

Korsel menegaskan bahwa pengerahan kapal militer dan tentara Korsel ini tidak akan menjadi bagian dari misi Angkatan Laut AS di perairan strategis tersebut. Uni militer Korsel akan bekerja secara independen, namun tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan koalisi AS jika diperlukan.

Disebutkan juga bahwa nantinya dua tentara Korsel yang akan menjadi petugas penghubung (liaison officer) dan dikirimkan ke markas Komando Keamanan Maritim Internasional yang dipimpin AS untuk 'berbagi informasi'.

Diketahui bahwa Korsel dan AS saat ini memiliki aliansi militer. Namun hubungan kedua negara menjadi tegang akibat tuntutan Presiden AS Donald Trump agar Korsel membayar miliaran dolar AS untuk biaya pengerahan 28.500 tentara AS di negara tersebut, yang bertujuan melindungi Korsel dari ancaman Korea Utara (Korut). Pekan lalu, Duta Besar AS untuk Korsel, Harry Harris, mendorong Korsel untuk bergabung dengan misi Angkatan Laut AS.

Halaman 2 dari 2
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads