Iran Tanggapi Cuitan Trump dalam Bahasa Persia: Jangan Cemari Bahasa Kami

Iran Tanggapi Cuitan Trump dalam Bahasa Persia: Jangan Cemari Bahasa Kami

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 13 Jan 2020 17:15 WIB
Donald Trump (AP Photo/ Evan Vucci)
Teheran - Iran memberikan reaksi keras atas pernyataan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk para demonstran Iran yang disampaikan dalam bahasa Farsi atau bahasa Persia. Iran meminta Trump untuk tidak mengotori bahasa Persia.

"Tangan dan lidah yang dicemari dengan ancaman, sanksi dan teror bagi bangsa Iran, tidak berhak untuk mencemari bahasa Persia yang kuno," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi, dalam pernyataannya pada Minggu (12/1) waktu setempat, seperti dilansir media lokal Iran, Press TV, Senin (13/1/2020).

Pernyataan Trump via Twitter dengan menggunakan bahasa Persia diposting setelah demonstran Iran menggelar aksi di luar sebuah universitas di Teheran untuk mengecam pemerintah dan militer Iran yang sempat menyangkal telah menembak jatuh pesawat maskapai Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Diketahui bahwa ribuan warga Iran turun ke jalanan Teheran dan beberapa kota lainnya sejak Sabtu (11/1) waktu setempat, setelah militer Iran mengakui secara tak sengaja menembak jatuh pesawat Boeing 737-800 milik maskapai Ukraine International Airlines. Pengakuan itu disampaikan setelah menyangkal selama tiga hari. Total 176 penumpang dan awak tewas dalam insiden itu, dengan sebagian besar merupakan warga Iran dan warga Kanada keturunan Iran.

"Bagi rakyat Iran yang berani, yang telah menderita sejak lama: Saya berdiri bersama Anda sejak awal masa kepresidenan saya dan pemerintahan saya akan terus mendukung Anda semua. Kami memantau aksi protes AS secara saksama, dan terinspirasi atas keberanian Anda," demikian pernyataan Trump dalam bahasa Farsi.

Trump terdiam saat sebagian besar warga Iran turun ke jalanan untuk melayat Mayor Jenderal Qasem Soleimani -- Komandan Pasukan Quds Iran -- yang tewas dalam serangan drone militer AS di Baghdad, Iran. Serangan drone itu diperintahkan oleh Trump.

"Ngomong-ngomong, apakah Anda sebenarnya 'berdiri bersama' jutaan rakyat Iran yang pahlawannya baru saja Anda bunuh atau 'berdiri melawan' mereka?!" tanya Mousavi dalam pernyataannya.

Pernyataan Trump yang menyinggung soal 'penderitaan rakyat Iran' juga dianggap ironis, karena diketahui bahwa hal itu disebabkan oleh sanksi-sanksi yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap Iran. Pekan lalu, pemerintahan Trump mengumumkan sanksi-sanksi tambahan terhadap sektor konstruksi, manufaktur, tekstil, pertambangan, industri aluminium, tembaga, besi dan baja Iran.


Pertanyaan Trump dalam bahasa Farsi itu juga memicu kecaman dari Menteri Kebudayaan dan Panduan Islam Iran, Abbas Salehi. "Bahasa Farsi adalah simbol budaya Iran. Hingga kemarin, menyatakan ancaman berulang terhadap situs-situs budaya Iran dan kini berdialog dengan warga Iran dalam bahasa Persia!" sindir Salehi dalam komentarnya via Twitter.

Diketahui bahwa Trump sebelumnya mengancam akan menargetkan 52 lokasi di Iran, termasuk situs budaya. Ancaman itu menuai kritikan berbagai pihak karena menargetkan situs budaya dianggap mengarah pada kejahatan perang.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads