"Saat kita terus mengevaluasi opsi-opsi dalam merespons agresi Iran, Amerika Serikat akan segera memberlakukan sanksi ekonomi tambahan terhadap rezim Iran," ujar Presiden AS Donald Trump saat menyampaikan pidato nasional dari Gedung Putih pada Rabu (8/1) malam, seperti dilansir Associated Press, Kamis (9/1/2020).
"Sanksi-sanksi yang kuat ini akan tetap berlaku hingga Iran mengubah perilakunya," tegasnya.
Namun Trump tidak menjelaskan lebih detail soal sanksi ekonomi yang dimaksudnya. Pernyataan Trump pun memicu publik bertanya-tanya soal sanksi tersisa untuk Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemerintah AS sendiri sudah memberlakukan seluruh sanksi yang sempat dicabut di bawah kesepakatan nuklir tahun 2015. Namun, bisa saja AS meningkatkan sanksi dan level 'kampanye tekanan maksimum' terhadap Iran.
Departemen Perdagangan, Departemen Luar Negeri, dan Departemen Keuangan AS pun tidak mengungkap rencana sanksi yang akan dijatuhkan kepada Iran. Ketiga lembaga ini terlibat dalam pemberlakuan sanksi.
Namun begitu, Pemerintah AS tetap memiliki wewenang luas untuk memperluas sanksi-sanksi terhadap sektor finansial, energi, perkapalan dan militer Iran. Pemerintah AS juga bisa menargetkan pejabat-pejabat Iran secara individu dan keluarga mereka dengan sanksi, termasuk membekukan aset dan memberlakukan larangan perjalanan.
Selain itu, pemerintah AS juga bisa meningkatkan tekanan dengan mengancam individu dan perusahaan asing dengan hukuman sipil dan pidana jika mereka ketahuan melakukan bisnis dengan pihak Iran yang mendapatkan sanksi.
Diketahui, Iran melancarkan serangan balasan atas tewasnya Komandan Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani. Disebutkan ada 22 rudal balistik mengenai pangkalan militer Ain al-Asad dan pangkalan militer di Arbil pada Rabu (8/1) dini hari.
![]() |
Dua lokasi tersebut merupakan markas tentara AS dan pasukan koalisi internasional di Irak. Serangan balasan ini pernah dilontarkan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Namun, Trump menyatakan tidak ada satupun warga atau tentara AS yang menjadi korban serangan rudal Iran di Irak pada Rabu (8/1) dini hari waktu setempat.
"Kita tidak mendapati korban jiwa, seluruh tentara kita aman, dan hanya kerusakan minim yang dialami pangkalan militer kita. Pasukan Amerika yang hebat telah siap untuk apapun," kata Trump, yang juga menyebut tidak ada personel militer Irak yang menjadi korban.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini